Mohon tunggu...
Abigail Adeline
Abigail Adeline Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari ilmu

Saya suka menulis, lumayan. Tapi jarang sih. Kalau kepikiran ide, langsung tulis wkwkkw.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan Lupa Pulang

6 Oktober 2024   08:40 Diperbarui: 6 Oktober 2024   09:17 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Memang terlihat seperti anak durhaka, tapi nyatanya aku memang kurang kasih sayang, tapi dengan orang lain, aku mengerti bagaimana caranya menghargai dan menyayangi.

Aku bahkan gak tau kepastian dari Bunda, aku dijauhkan dari Bunda sementara atau selamanya?

Oma berdiri masuk ke dalam rumah sebelum ayam jago berkokok di pukul lima pagi ini. 

Oma kembali dan menyodorkan ponselnya—yang dibelikan Bunda—kepadaku, aku mendengar ada suara perempuan di balik layar itu. 

“Aya?” aku memfokuskan pandanganku pada panggilan video. Bunda, Ayah? Senyuman wanita dan pria yang kurindukan. 

“Bunda.” panggilku. 

“Gimana kabar kamu, Kak?” tanya Ayah, aku harus menjawab yang terbaik, walaupun tidak semua yang dikatakan benar-benar baik. 

“Baik Ayah,

Kakak kangen, Bun.. Ayah..” lanjutku dengan lirih.

“Bunda minta maaf- 

“Kakak minta maaf Bunda, Kakak minta maaf Ayah, Kakak belum bisa jadi yang terbaik untuk kalian. Maaf Kakak cuma nyusahin kalian di Bandung, maaf.. harusnya kalian gak usah peduli lagi sama Kakak.” potongku, dan tanpa sadar air mataku menitik di pipi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun