Mohon tunggu...
Dewi Ailam
Dewi Ailam Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang pengagum dunia seputar Al-Qur'an dan tafsirnya. Salam Literasi^^

Sungguh tidak ada daya menghindarkan diri dari kemaksiatan kecuali dengan perlindungan-Nya dan tidak ada kekuatan melaksanakan ketaatan kecuali dengan pertolongan-Nya. Semoga melalui tulisan ini menjadi setitik wasilah menggapai keberkahan.

Selanjutnya

Tutup

Love

Bagaimanapun, Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin (Part 1)

30 Maret 2021   23:22 Diperbarui: 31 Maret 2021   00:25 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita berantem. Aku menggerutu.

Aku kurang apa ke kamu , sehingga kamu makin dan makin membuatku kesal setiap harinya? Atau hatiku saja yang terlalu perasa?
Aku kurang gimana ke kamu, ketika aku berusaha mengerti dirimu dan kebutuhanmu? Sedang dirimu mana pernah benar-benar peduli?
Aku selalu berusaha memaafkan setiap orang yang menyakitiku. Tapi tak bisakah diriku egois sekali saja? Kenapa pula aku diciptakan untuk selalu mendengar ego dan keinginanmu? Terutama dirimu? Aku kurang apa kekamu, biar kamu bisa posisikan diriku sebagai wanitamu? Aku sedang marah, memang. Beginikah keadaan ketika diselingkuhi dan tidak didengar? Memang, aku terlalu diam menyikapi tiap-tiap perilakumu. Lantas aku lagi yang salah?

Kapan gitu, kamu mikir buat mengerti apa yang ada dipikiranku. Jangan hanya aku saja yang berusaha mengerti yang ada dipikiranmu. Barangkali ini memang aku yang terlalu egois meminta waktumu tanpa memikirkan kesibukanmu, tapi tak berfikirkah dirimu akan kesibukanku?
Setidaknya, berbuat baiklah, bicara padaku dengan baik, melalui hatiku. Bukan logikamu.
Kamu harusnya mengerti jika menyentuhku harusnya mendahulukan hati bukan emosi..
Kamu harusnya faham kalo hal ini menyakiti hatiku.
Dan mungkin kamu tidak membuatku menangis malam ini, tapi bukan berarti aku tidak pernah menangis sebab terluka olehmu.
Kamu, yang berusaha aku hargai setiap kesempatan. Kamu yang berusaha aku pahami disetiap kondisi.
Setidaknya, tahukah kamu?

[Next: Part II]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun