Mohon tunggu...
Dewi Ailam
Dewi Ailam Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang pengagum dunia seputar Al-Qur'an dan tafsirnya. Salam Literasi^^

Sungguh tidak ada daya menghindarkan diri dari kemaksiatan kecuali dengan perlindungan-Nya dan tidak ada kekuatan melaksanakan ketaatan kecuali dengan pertolongan-Nya. Semoga melalui tulisan ini menjadi setitik wasilah menggapai keberkahan.

Selanjutnya

Tutup

Love

Bagaimanapun, Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin (Part 1)

30 Maret 2021   23:22 Diperbarui: 31 Maret 2021   00:25 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[Maret]

Hari ini sejak mata terbuka di pagi hari, hatiku bahagia.  Begitupun sampai malamnya. Memikirkan kamu yang akan komitmen padaku membuat hatiku berdebar, memandangmu lamat-lamat begini, membuatku makin sayang.

[April]

Malam itu kira-kira begini suasananya. Adzan maghrib berkumandang terdengar sayup-sayup, tak bersahutan seperti biasanya. Beberapa orang masih asyik bergerombol duduk dengan ocehan-ocehan kecil. Aku hanya memerhatikan sekitar. Ikut bergabung tanpa benar-benar berada disana. Lalu, kamu menjawab teleponku, mendamaikan pikiran. Padahal lagi kurang sehat yah waktu itu, makasih ya. Masih terngiang di telingaku di akhir percakapan kita, “Anggap saja sebelum tidur nanti, aku mencium keningmu” Seperti sihir, setelahnya aku terlelap hingga pagi.

[Mei]

Hari ini adalah hari lahirku. Inginku menangis haru malam ini, purnama diatas sana pun turut menjadi saksi indahnya malam kita. Perayaan Ulang Tahun darimu membuatku semakin merasa bahwa aku begitu mencintaimu. Terimakasih telah membahagiakanku :* Terimakasih juga untuk semua sahabat-sahabat terbaik. Sungguh puji syukur yang tak terhingga pada-Mu.

[Juni]

Lagi dan lagi aku merasa haru ketika menatapmu. Malam minggu itu , aku merasa kau milikku, yang mau menjadi pendampingku dimanapun berada. Terimakasih atas pengakuan sikapmu, mungkin aku belum bisa seterbuka itu di hadapan teman-temanmu. Kau terasa nyata kini dan semogapun nanti. Siang kemarin kebahagiaanku membuncah. Seperti berada di alam khayal, ia terbayang seharian, dan aku menyukai rasa itu, perasaan bahagia yang tak terdefinisikan.

[Juli]

Di tengah tak jelasnya arah celotehku. Kamu berkata bahwa aku telah meletakkan harapan besar terhadapmu. Ya, itu benar sayang. Kamu membacanya dengan sempurna. aku telah banyak berharap kepadamu. Sosok yang akan merubah siklus hidupku dan keluargaku menjadi lebih baik dan lebih harmoni. 

Berharap kamu, menjadi satu-satunya pendampingku yang selalu mendukung dan menyertai ditiap-tiap rintangan. Berharap, dan terus berharap. Tatapanmu mengatakan akan melakukan apapun karena mencintaiku. Dan kamu, mengharapkan aku yang terkendali, diriku yang bisa mengontrol sikap tanpa sekonyong-konyong. I will try my best, I promise.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun