"Namaku Meli, sudah seminggu berada di sini."
Pakola memandang sekujur tubuh Meli. Talinya sudah nyaris putus.
"Hai, bukankah kita dulu pernah dalam mall yang sama?" Teriak Pakola girang.
"Entahlah. Tapi sepertinya memang aku pernah bersamamu dalam beberapa momen." Sahut Meli.
"Sebelum ke sini, kamu pasti sudah melalui pengalaman yang menyenangkan." Tebak Meli.
Pakola terdiam. Menyelinap rasa angkuhnya.
"Benar! Aku sudah pernah menginjak karpet beludru mewah berwarna merah. Aku pernah keluar masuk BMW. Bahkan aku juga pernah menginjak kepala manusia!"
Meli pura-pura terkejut. "Ya ampun, Bukannya kamu hanya di pakai di kaki? Bagaimana bisa menginjak kepala manusia?"
"Tuanku orang yang angkuh. Seorang pembantunya melakukan kesalahan. Meskipun menurutku itu kesalahan manusiawi, tapi tuanku menganggapnya sangat fatal. Pembantu itu mengacaukan pesta dengan tanpa sengaja menumpahkan minuman ke baju salah seorang tamu. Sebenarnya tamu itu yang kurang hati-hati. Dia yang menabrak pembantu yang sedang sibuk hilir mudik menyiapkan semua minuman. Tuanku marah dan menghardik pembantunya."
"Tuan yang tak tahu diri," rutuk Meli.
"Pembantu itu sudah berusaha minta maaf pada tamu, tapi tamu tersebut tidak memperdulikan. Dia langsung pulang dengan raut muka membara. Tuanku menghampiri pembantu itu dan menghardik habis-habisan. Si Pembantu berusaha menjelaskan bagaimana hal itu terjadi, juga sudah meminta maaf pada Tuan, Bahkan Pembantu  itu sampai bersujud mohon pengampunan, tapi Tuan tetap tak mau mendengar alasan apapun, aku dijejakkannya ke kepala pembantu itu."