Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Catatan Kecil Menembus 10.000 Poin di Kompasiana

3 Februari 2025   23:03 Diperbarui: 4 Februari 2025   00:10 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mencatat. (Photo by Pexels/picjumbo.com)

Hari ini akun saya mencapai 10.000 poin, berarti telah naik ke level “Penjelajah,” sebuah pencapaian yang layak dibuatkan catatan.

Jika dikonversikan ke waktu, 10.000 poin bisa dianalogikan dengan hukum 10.000 jam yang diperkenalkan oleh Malcolm Gladwell dalam bukunya Outliers: The Story of Success

Pak Gladwell ini bilang bahwa untuk menjadi ahli dalam suatu bidang, seseorang perlu menghabiskan sekitar 10.000 jam berlatih. 

Dengan kata lain, perjalanan meraih 10.000 poin di Kompasiana bukan hanya tentang angka, tetapi bisa juga tentang berlatih membentuk sebuah kebiasaan menulis yang sistematis dan berkelanjutan. 

Namun, bagaimana cara mencapainya? Tidak ada jalan pintas, tetapi berdasarkan pengalaman pribadi, saya akan membagikan langkah-langkah yang telah membantu saya mencapai angka ini.

1. Memahami Sistem Poin di Kompasiana: Cara Kerja dan Faktor Penentu

Ilustrasi poin dan level di Kompasiana. (Dokumentasi Pribadi)
Ilustrasi poin dan level di Kompasiana. (Dokumentasi Pribadi)
Setiap kali kamu membuka Dashboard profil Kompasiana, kamu pasti akan melihat jumlah poin yang kamu kumpulkan tercantum jelas di profilmu. Letaknya di bawah foto profil, ada tampilan nama level dan poin yang sudah terkumpul. 

Poin-poin ini berasal dari berbagai sumber, antara lain: artikel yang kamu terbitkan, rating yang diberikan oleh sesama Kompasianer, komentar yang diterima, serta jumlah pageviews yang mengalir ke artikelmu. 

Semua ini berkontribusi dalam membangun total poin yang kamu kumpulkan. Secara pribadi, ada beberapa faktor utama yang menjadi penyumbang terbesar poin saya. 

Berikut rincian poin yang saya terima per 3 Januari 2025:

- Pos artikel: 2070
- Rating: 3620
- Verifikasi Biru: 100
- Verifikasi Hijau: 50
- Pilihan: 2070
- Komentar konten: 1076
- Headline: 590
- Registrasi: 50
- Pageviews konten: 392.405

Dari data ini, jelas bahwa rating artikel dari sesama Kompasianer, artikel yang masuk dalam kategori pilihan, dan jumlah komentar adalah tiga penyumbang poin terbesar saya. 

Ini menunjukkan bahwa untuk mengumpulkan poin dalam jumlah besar, kamu harus rajin berinteraksi dengan artikel orang lain (baca, beri rating, dan komentar)

Begitu kamu aktif berkomentar dan memberi rating, mereka yang kamu komentari biasanya akan membalas dengan cara yang sama. 

Intinya, Kompasiana itu permainan interaktif, bukan hanya soal menulis, tapi juga saling memberi umpan balik. Ini adalah tips pertama yang harus kamu tahu.

2. Konsistensi adalah Kunci

Ilustrasi kebiasaan menulis. (Photo by PEXELS/Min An)
Ilustrasi kebiasaan menulis. (Photo by PEXELS/Min An)

Salah satu strategi penting yang saya coba terapkan adalah konsistensi dalam menulis

Sejak pertama membuat akun kedua Kompasiana pada Juli 2024, saya mulai dengan menulis satu artikel per hari. 

Setelah tiga bulan, saya merasa sudah lebih familiar dengan sistem dan mulai menambah jumlah artikel, dua hingga lima artikel per hari. 

Meskipun ada hari-hari saya yang gagal mencapai target, saya tetap melanjutkan menulis dan tidak terlalu khawatir dengan pencapaian poin pada saat itu.

Namun, memasuki tahun 2025, saya memutuskan untuk mengambil rerata 2-3 artikel per hari. 

Mengapa? Karena bagi saya lebih mudah untuk konsisten di jumlah itu. Setelah mencoba sampai maksimal 5 artikel, saya jadi sadar dimana batas kemampuan saya. 

Dengan mengetahui batas kemampuanmu, akan lebih mudah menentukan target yang seimbang, menantang tapi masih bisa diraih. 

Dengan rutinitas yang stabil, saya bisa menjaga momentum tanpa merasa terbebani. Konsistensi ini membuahkan hasil, baik dari sisi poin maupun dari sisi pembiasaan menulis.

3. Interaksi Itu Penting

Ilustrasi interaksi di internet. (Shutterstock via Kompas.com)
Ilustrasi interaksi di internet. (Shutterstock via Kompas.com)
Saya ingin menekankan betapa pentingnya interaksi dengan pembaca dan sesama penulis. 

Ketika kamu baru memulai di Kompasiana, saya sarankan untuk "menjemput bola". Apa itu? Ini adalah strategi di mana kamu lebih dulu berkomentar dan memberi rating pada artikel orang lain. 

Harapannya, mereka akan tergerak untuk melakukan hal yang sama pada artikelmu. Dengan cara ini, kamu membangun jaringan pembaca yang secara langsung meningkatkan visibilitas tulisanmu.

Seperti yang saya alami di bulan-bulan awal, semakin banyak artikel yang kamu berikan rating dan komentari, semakin besar juga kemungkinan orang lain melakukan hal yang sama pada artikelmu. 

Ini adalah interaksi saling menguntungkan yang akhirnya akan meningkatkan pageview (tayangan artikel), dan tentu saja, menambah poin.

4. Mengenal Lebih Jauh Sistem "Artikel Highlight/Pilihan"

Ilustrasi artikel Kompasiana membahas kriteria artikel highlight (Tangkapan layar akun Kompasiana)
Ilustrasi artikel Kompasiana membahas kriteria artikel highlight (Tangkapan layar akun Kompasiana)
Tentu, tak semua artikel bisa langsung menjadi Artikel Pilihan. Saya dulu merasa bingung mengapa ada artikel saya yang tidak masuk dalam kategori ini meski menurut saya artikel tersebut cukup bagus. 

Apa yang saya lakukan? Membaca lebih banyak. 

Untuk memahami lebih jauh, saya mencari informasi dari berbagai sumber, termasuk artikel di akun resmi Kompasiana, bahkan bertanya langsung lewat email ke Kompasiana (yang dijawab dalam 7 hari kerja). 

Salah satu artikel yang sangat membantu saya berjudul "Kriteria Headline, Highlight, Trending, dan Featured" yang menjelaskan cukup detail bagaimana artikel bisa terpilih sebagai Artikel Utama dan Pilihan. Silahkan dibaca sampai bosan.

Ternyata, tulisan yang berupa laporan langsung atau cerita dari pengalaman sendiri itu lebih dihargai. 

Masuk akal, karena sesuai sama semangat citizen journalism yang diusung Kompasiana, yang pengen orang-orang bisa langsung cerita soal kejadian yang mereka alami atau lihat sendiri. 

Tulisan kayak gini dianggap lebih nyata, lebih bisa dipercaya, dan lebih bermanfaat buat pembaca. 

Kalau ada liputan langsung dari lokasi kejadian atau pengalaman pribadi yang dikemas dengan baik, peluang buat jadi artikel pilihan, bahkan Headline jadi lebih besar. 

Moderator dan Redaksi bakal melihatnya sebagai informasi penting yang layak dibaca banyak orang.

5. Jangan Lupa Poin dari Registrasi dan Verifikasi

Bagi Kompasianer baru, saya juga menyarankan untuk memaksimalkan poin dari registrasi atau verifikasi hijau di bulan pertama. 

Dua langkah ini cukup mudah dan bisa membantu menambah poin dasar kamu. 

Setelah itu, ikuti “permainannya” dengan terus menulis, memberikan rating, dan berinteraksi dengan penulis lain. 

Jangan terlalu terfokus pada jumlah poin awal, karena poin yang signifikan akan datang seiring berjalannya waktu setelah kamu benar-benar terbiasa dengan pola ini.

6. Motivasi: Kenapa Terus Menulis?

Ilustrasi memanggil keberuntungan (Photo by PEXELS/Miguel Á. Padriñán)
Ilustrasi memanggil keberuntungan (Photo by PEXELS/Miguel Á. Padriñán)
Jujur saja, motivasi utama saya untuk terus menulis di Kompasiana adalah fame and fortune. Meski fame-nya mungkin terbatas di kalangan kita-kita saja, penulis Kompasiana.

Tapi tetap saja ada kepuasan ketika ditanya orang lain di dunia nyata. "Lagi sibuk apa sekarang?". "Oh, ini saya lagi suka nulis kecil-kecilan di salah satu anak media KOMPAS". Sambil nunjukin profil Kompasiana kita yang notifnya ada puluhan karena tidak pernah dibuka, hahaha.

Soal Fortune, saya tahu banyak yang mengeluh soal kecilnya besaran K-Reward jika membandingkan situasi beberapa tahun lalu dan sekarang. 

Tapi satu yang harus kita sadari, besar kecilnya nominal K-Reward itu relatif. K-Reward tetaplah uang, tapi rejeki tidak melulu soal uang.

Bisa dengan bebas ngomongin beberapa kebijakan dan tingkah lucu oknum pemerintah di Konoha, lewat tulisan yang terindeks dalam hitungan menit di Google Berita sudah rejeki, yang tidak semua netizen negara lain bisa dapatkan.

Kesimpulan: Jalan Menuju 10.000 Poin dan Lebih dari Itu

Menulis di Kompasiana adalah perjalanan panjang yang membutuhkan kesabaran, konsistensi, dan keterlibatan aktif. 10.000 poin hanyalah angka. Tetapi pencapaian tersebut melambangkan dedikasi, kerja keras, dan pemahaman kamu tentang sistem di Kompasiana (Oke, saya akui ini terlihat memuji diri sendiri, mohon maaf).

Bagi kamu, Kompasianer baru, yang poinnya masih 2 digit atau baru memulai, jangan ragu untuk 'nyebur' di Kompasiana dengan riang gembira. 

Enam bulan lalu profil saya pun masih kosongan, tapi seiring waktu, kamu akan temukan bahwa yang paling berharga bukan hanya poin dan K-Reward, tapi juga pengalaman dan koneksi yang kamu bangun melalui tulisanmu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun