Masuk akal, karena sesuai sama semangat citizen journalism yang diusung Kompasiana, yang pengen orang-orang bisa langsung cerita soal kejadian yang mereka alami atau lihat sendiri.
Tulisan kayak gini dianggap lebih nyata, lebih bisa dipercaya, dan lebih bermanfaat buat pembaca.
Kalau ada liputan langsung dari lokasi kejadian atau pengalaman pribadi yang dikemas dengan baik, peluang buat jadi artikel pilihan, bahkan Headline jadi lebih besar.
Moderator dan Redaksi bakal melihatnya sebagai informasi penting yang layak dibaca banyak orang.
5. Jangan Lupa Poin dari Registrasi dan Verifikasi
Bagi Kompasianer baru, saya juga menyarankan untuk memaksimalkan poin dari registrasi atau verifikasi hijau di bulan pertama.
Dua langkah ini cukup mudah dan bisa membantu menambah poin dasar kamu.
Setelah itu, ikuti “permainannya” dengan terus menulis, memberikan rating, dan berinteraksi dengan penulis lain.
Jangan terlalu terfokus pada jumlah poin awal, karena poin yang signifikan akan datang seiring berjalannya waktu setelah kamu benar-benar terbiasa dengan pola ini.
6. Motivasi: Kenapa Terus Menulis?
Jujur saja, motivasi utama saya untuk terus menulis di Kompasiana adalah fame and fortune. Meski fame-nya mungkin terbatas di kalangan kita-kita saja, penulis Kompasiana.
Tapi tetap saja ada kepuasan ketika ditanya orang lain di dunia nyata. "Lagi sibuk apa sekarang?". "Oh, ini saya lagi suka nulis kecil-kecilan di salah satu anak media KOMPAS". Sambil nunjukin profil Kompasiana kita yang notifnya ada puluhan karena tidak pernah dibuka, hahaha.
Soal Fortune, saya tahu banyak yang mengeluh soal kecilnya besaran K-Reward jika membandingkan situasi beberapa tahun lalu dan sekarang.