Pertanyaan-pertanyaan ini tentu perlu kita renungkan bersama.
Kesimpulan
'Musim durian rontok' sengketa Pilkada ini memang membuka mata kita pada sisi lain dari demokrasi yang mungkin selama ini luput dari perhatian.
Di satu sisi, kita melihat para pengacara yang memanfaatkan peluang bisnis dengan keahlian hukum mereka. Di sisi lain, kita melihat biaya politik yang semakin membengkak, yang berpotensi mengancam esensi demokrasi itu sendiri.
Saya harap artikel ini bisa menyajikan gambaran tentang fenomena ini. Bukan hanya sekadar menginformasikan soal fee pengacara yang fantastis, tapi juga mengajak kita untuk memikirkan implikasi yang lebih luas.
Apakah kita akan terus membiarkan sengketa Pilkada ini menjadi panggung bisnis yang menguntungkan segelintir pihak, atau kita akan mencari cara untuk mengembalikan esensinya sebagai arena pencarian keadilan pemilu yang sesungguhnya?
***
Referensi:
- Kompas. id. (2025, Januari 16). Musim ”Durian Rontok” di Sengketa Hasil Pilkada. KOMPAS. ID. https: //www. kompas. id/artikel/musim-durian-rontok-di-sengketa-hasil-pilkada
- Kompas. com. (2024, Februari 26). Sengketa Pilkada di MK: Antara Hak Konstitusional dan Ladang Bisnis Pengacara. KOMPAS. com. https: //www. kompas. com/nasional/read/2024/02/26/09275841/sengketa-pilkada-di-mk-antara-hak-konstitusional-dan-ladang-bisnis-pengacara
- Tempo. co. (2024, Januari 19). Sengketa Pilkada 2024: MK Siap Terima Gugatan, Pengacara Mulai Bergerilya. TEMPO. co. https: //nasional. tempo. co/read/1820412/sengketa-pilkada-2024-mk-siap-terima-gugatan-pengacara-mulai-bergerilya
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI