Meskipun riset ini lebih menyoroti program pelatihan formal, banyak konsepnya telah dirangkum ke dalam buku non-fiksi yang mudah diakses oleh pembaca awam.Â
Buku-buku semacam ini memberikan alat yang sederhana tetapi ampuh untuk memperbaiki kesehatan mental.
Di Indonesia, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 menunjukkan bahwa tingkat stres di kalangan pekerja meningkat signifikan pasca-pandemi.Â
Dengan perubahan besar dalam pola hidup dan ketidakpastian ekonomi, kebutuhan akan pendidikan informal seperti yang ditawarkan buku psikologi menjadi semakin mendesak.Â
Buku-buku tersebut tidak menjadi solusi instan, tetapi menawarkan panduan untuk menghadapi dunia yang semakin kompleks.
Sebagai contoh, The Subtle Art of Not Giving a F*ck karya Mark Manson sangat populer karena pendekatannya yang "to the point" dalam menghadapi kecemasan dan tekanan sosial modern.Â
Buku ini mengajarkan kita untuk fokus pada hal-hal yang benar-benar berarti dan melepaskan perhatian dari hal-hal yang justru membebani.
Rekomendasi: Buku Mana yang Harus Dibaca?
Bagi pembaca yang baru mulai tertarik pada buku psikologi, penting untuk memilih buku yang sesuai dengan kebutuhan dan minat.Â
Salah satu caranya adalah membaca ulasan di situs seperti Goodreads atau marketplace seperti Gramedia dan Tokopedia.Â
Banyak buku bagus yang ditulis dengan gaya ringan tetapi tetap berisi, seperti Start with Why karya Simon Sinek yang mendorong kita mencari makna di balik tindakan kita.
Jika Anda merasa lebih tertarik pada solusi praktis, buku seperti Atomic Habits menawarkan panduan spesifik untuk mengubah kebiasaan negatif menjadi kebiasaan positif.Â