Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Buku Non-Fiksi Psikologi: Kunci Mengenal Diri Lebih Dalam

11 Januari 2025   18:00 Diperbarui: 9 Januari 2025   15:00 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Goleman tak hanya bicara teori, ia menawarkan langkah-langkah aplikatif, seperti bagaimana mengenali emosi pada saat tertentu dan bagaimana meresponsnya tanpa meledak-ledak.

Mengapa Edukasi untuk Hidup yang Lebih Baik?

Tulisan ini mengambil sudut pandang edukatif dan inspiratif. Tujuannya sederhana, untuk menyadarkan pembaca bahwa buku non-fiksi psikologi tidak hanya untuk akademisi atau profesional, tetapi untuk semua orang yang ingin memahami diri dengan lebih baik.

Mengapa sudut pandang ini relevan? Indonesia adalah negara yang kaya budaya, tetapi sering kali dibangun di atas norma-norma sosial yang "mengatur" bagaimana seseorang harus berperilaku. 

Banyak dari kita tumbuh dengan anggapan bahwa emosi negatif harus ditekan, atau bahwa berbicara jujur soal perasaan adalah tanda kelemahan. 

Buku psikologi mendobrak semua itu dengan cara yang sistematis, logis, dan empatik.

Misalnya, konsep mindfulness (kesadaran penuh terhadap momen saat ini) yang sering dibahas di banyak buku, termasuk The Miracle of Mindfulness karya Thich Nhat Hanh, menawarkan alternatif dari gaya hidup yang terlalu cepat dan impulsif. 

Dalam praktiknya, mindfulness bahkan cuma meminta kita untuk berhenti sejenak, mengambil napas, dan benar-benar hadir. 

Hal sederhana ini punya dampak besar, terutama ketika diterapkan di lingkungan kerja atau keluarga kita.

Dengan pendekatan edukatif ini, Anda tidak diarahkan ke teori yang terlalu teknis, tetapi pada tindakan nyata yang bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari. 

Bahkan, langkah-langkah kecil seperti jurnal harian untuk mencatat emosi atau melatih rasa syukur (yang biasa disarankan di buku seperti Atomic Habits karya James Clear) dapat membuat kita lebih paham tentang pola emosi kita sendiri.

Mengapa Buku-Buku Ini Diperlukan di Indonesia?

Seperti yang dijelaskan dalam riset yang diterbitkan oleh Ruth Baer di Journal of Consulting and Clinical Psychology (2003), mindfulness training terbukti efektif dalam mengurangi gejala kecemasan dan depresi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun