Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Parenting Positif Membangun Keluarga Hangat dan Saling Menghargai

10 Januari 2025   18:00 Diperbarui: 8 Januari 2025   22:58 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi parenting positif. (Photo by PEXELS/Alex Green) 

Mengasuh anak dengan kasih sayang dan disiplin positif untuk menciptakan keluarga harmonis dan hubungan erat. 

Sebagai orang tua di era modern, tak jarang saya bertanya-tanya: apakah saya sudah memberikan pola asuh yang terbaik untuk anak-anak saya? 

Di zaman yang serba cepat seperti ini, tantangan menjadi orang tua juga semakin kompleks. Kita dituntut untuk mendidik anak supaya mandiri, percaya diri, dan tentunya memiliki nilai-nilai moral yang kuat. 

Tapi mari kita jujur, bukankah terlalu sering kita terjebak pada pendekatan pengasuhan lama yang penuh dengan hukuman, kritikan, dan tekanan?

Pola asuh parenting positif telah lama jadi pembahasan hangat di berbagai artikel parenting, termasuk yang ditulis oleh situs terpercaya seperti Hello Sehat, Siloam Hospitals, dan Tirto.id. 

Semua penelitian dan pakar mendukung satu kesimpulan yang sama: parenting positif adalah salah satu jalan terbaik untuk mendidik anak, sekaligus membantu kita sebagai orang tua menciptakan suasana keluarga yang lebih harmonis.

Tapi, apa sebenarnya parenting positif ini? Bagaimana ini bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di tengah beragam tantangan budaya dan sosial di Indonesia?

Definisi dan Prinsip Parenting Positif

Sebelum kita membahas lebih dalam, penting untuk memahami definisi dan prinsip dasar parenting positif. 

Berdasarkan artikel dari Siloam Hospitals berjudul "Mengenal Positive Parenting, Manfaat, dan Cara Melakukannya", parenting positif adalah pola asuh yang menempatkan kasih sayang dan penghormatan terhadap anak sebagai fondasi hubungan. 

Dalam pengasuhan ini, orang tua tidak hanya mengatur dan mendisiplin anak, melainkan juga memberikan panduan emosional agar anak merasa dihargai, didengar, dan dikasihi.

Ada tiga prinsip utama yang menjadi dasar parenting positif:

1. Kasih Sayang: Pola komunikasi yang hangat dan penuh cinta menjadi pondasi kuat untuk membangun hubungan orang tua dan anak. 

2. Saling Menghormati: Anak tidak diperlakukan sebagai "bawahan", melainkan sebagai individu yang memiliki hak dan suara untuk didengar. 

3. Disiplin Positif: Hukuman fisik atau emosional, seperti memukul atau mempermalukan anak, diganti dengan cara mendidik yang membangun, seperti memberi contoh dan memberikan penjelasan.

Prinsip-prinsip ini berbeda dengan pola pengasuhan tradisional yang sering kali menekankan pada hukuman. 

Misalnya, Hello Sehat dalam artikelnya "Positive Parenting dan Manfaatnya bagi Ortu dan Anak" menjelaskan bahwa parenting positif memilih mengatasi perilaku buruk anak melalui penjelasan langsung tentang mana yang benar dan salah. 

Ketimbang memarahi anak karena berbuat salah, orang tua justru diajak untuk memberikan contoh konkret tentang perilaku yang diinginkan.

Contoh Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari

Bagi sebagian orang, prinsip-prinsip parenting positif mungkin terdengar seperti mimpi yang sulit diwujudkan. Tapi sebenarnya, pendekatan ini justru sangat realistis jika diterapkan dalam momen-momen kecil sehari-hari. Mari kita bayangkan beberapa contoh nyata.

1. Komunikasi Efektif Ketika Anak Melakukan Kesalahan

Ambil contoh, anak Anda menumpahkan susu di ruang tamu. Reaksi yang sering kita dengar di masyarakat adalah membentak: 

"Kenapa sih nggak hati-hati? Susah amat disuruh rapi!" 

Tapi dalam parenting positif, orang tua dianjurkan untuk fokus pada solusi. Ucapkan sesuatu seperti, "Oh, ternyata susunya tumpah. Yuk sekarang kita bersihkan bareng-bareng."

Menurut Tirto.id dalam artikel berjudul "Apa saja Prinsip Pengasuhan Positif pada Anak & Pengertiannya", komunikasi efektif seperti ini tidak hanya mengajarkan anak untuk bertanggung jawab tanpa rasa takut, tetapi juga memperkenalkan konsep kerja sama dan kasih sayang. 

Anak merasa mereka tidak direndahkan, bahkan ketika mereka melakukan kesalahan.

2. Menegakkan Disiplin Tanpa Hukuman

Satu tantangan besar dalam pengasuhan anak adalah menegakkan disiplin. Dalam budaya Indonesia, banyak orang tua yang tumbuh dengan pendekatan seperti hukuman fisik atau ancaman verbal. Namun, pendekatan ini semakin dianggap kurang efektif. 

Menurut Hello Sehat, disiplin tanpa hukuman dalam parenting positif justru lebih mengarah pada pengajaran perilaku baik, bukan sekadar menghukum perilaku buruk.

Misalnya, jika seorang anak tidak mau merapikan mainannya setelah selesai bermain, orang tua bisa mengajak mereka dengan bermain peran. 

Katakan sesuatu seperti, "Ayo kita bantu mainannya kembali ke 'rumahnya' biar nggak kedinginan." Pendekatan kreatif seperti ini lebih mudah diterima anak karena menstimulus imajinasi mereka, bukan intimidasi.

Manfaat Parenting Positif: Lebih Baik untuk Anak dan Orang Tua

Selanjutnya, mari kita bahas manfaat besar dari parenting positif. Tidak hanya anak yang diuntungkan, pola asuh ini juga membawa dampak baik bagi orang tua.

1. Anak yang Lebih Percaya Diri dan Mandiri

Sebuah penelitian yang diulas oleh Siloam Hospitals menunjukkan bahwa anak yang diasuh dengan pendekatan parenting positif cenderung memiliki rasa percaya diri yang tinggi, lebih mandiri, dan memiliki kontrol emosi yang lebih baik. 

Hal ini terjadi karena anak belajar untuk dihargai dan diperlakukan setara di dalam keluarga. Mereka tidak tumbuh dengan rasa takut, tetapi dengan pemahaman yang sehat tentang aturan.

Selain itu, dengan pola disiplin positif, anak menemukan motivasi internal untuk belajar tanpa harus diawasi orang tua secara terus-menerus. Mereka merasa lebih dihargai dan mendapatkan kekuatan untuk belajar dari kesalahan mereka sendiri.

2. Hubungan Orang Tua dan Anak yang Lebih Dekat

Manfaat lain yang tak kalah penting adalah terbangunnya ikatan emosional yang erat antara orang tua dan anak. 

Menurut Tirto.id, pendekatan pengasuhan penuh kasih ini memberikan ruang bagi anak untuk melihat orang tua sebagai "teman" yang selalu mendukung mereka, bukan sosok yang hanya memberi hukuman saat mereka berbuat salah.

Saya sendiri merasakan perbedaan ini saat mencoba pola pengasuhan yang lebih positif. 

Anak saya yang sebelumnya pendiam dan sering menangis ketika dimarahi kini mulai berbicara lebih terbuka. Rasanya seperti membangun kembali jembatan komunikasi yang dulu mungkin saya rusak tanpa sadar.

3. Orang Tua yang Lebih Bahagia dan Tenang

Menariknya, manfaat parenting positif juga sangat terasa pada orang tua. Kita tahu, membentak atau memarahi anak bukan hanya membuat si kecil stres, tetapi juga melelahkan secara emosional bagi kita sendiri. 

Dengan menggunakan pendekatan yang lebih penuh kasih, konflik di dalam rumah tangga jauh berkurang, sehingga suasana keluarga menjadi lebih harmonis.

Kesimpulan

Tak ada orang tua yang sempurna—dan tidak ada anak yang sempurna pula. Tapi, melalui pendekatan parenting positif, kita belajar untuk menjadi pendamping dan pembimbing yang lebih baik bagi anak-anak kita. 

Prinsip-prinsip seperti kasih sayang, saling menghormati, dan disiplin positif memberikan jalan bagi orang tua untuk menciptakan lingkungan keluarga yang lebih tenang dan harmonis.

Tentu, mengubah kebiasaan lama tidaklah mudah. Pola pengasuhan yang kita alami sejak kecil sering kali tanpa sadar diulangi dalam cara kita mendidik anak. 

Namun, dengan kesadaran dan usaha untuk belajar, saya percaya setiap orang tua dapat memilih jalan pengasuhan yang lebih baik, demi anak-anak kita, dan demi keluarga kita.

*** 

Referensi:

  • Hello Sehat. (2025, Januari 8). Positive Parenting dan Manfaatnya bagi Ortu dan Anak. Diakses dari https: //hellosehat. com/parenting/anak-6-sampai-9-tahun/perkembangan-anak/pengasuhan-positif-parenting/
  • Siloam Hospitals. (2025, Januari 8). Mengenal Positive Parenting, Manfaat, dan Cara Melakukannya. Diakses dari https: //www. siloamhospitals. com/informasi-siloam/artikel/mengenal-positive-parenting
  • Tirto.id. (2025, Januari 8). Apa saja Prinsip Pengasuhan Positif pada Anak & Pengertiannya. Diakses dari https: //tirto. id/apa-saja-prinsip-pengasuhan-positif-pada-anak-pengertiannya-gmU3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun