Itu adalah sebuah perubahan yang harus meresap ke dalam seluruh aspek pemerintahan, dari sistem pengambilan keputusan, budaya organisasi, hingga hubungan antara pemerintah dan masyarakat.Â
Dengan kata lain, perubahan harus bersifat menyeluruh dan terintegrasi.
Reformasi ini harus dilakukan tidak hanya dengan memperkenalkan sistem yang lebih efisien, tetapi juga dengan memastikan bahwa lembaga-lembaga tersebut bisa berfungsi secara maksimal dalam mendukung pencapaian SDGs.Â
Sistem pemerintahan yang berbasis pada teknologi, misalnya, harus diikuti dengan peningkatan kemampuan sumber daya manusia dan manajemen perubahan yang tepat.Â
Selain itu, evaluasi yang dilakukan secara berkala akan memastikan bahwa perubahan ini memberikan dampak positif yang nyata bagi masyarakat.
Kesimpulan
Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa reformasi organisasi publik melalui restrukturisasi lembaga negara adalah langkah strategis yang krusial dalam mempercepat pencapaian SDGs.Â
Hal ini tidak hanya berkaitan dengan efisiensi birokrasi, tetapi juga dengan bagaimana lembaga-lembaga negara bisa lebih responsif terhadap kebutuhan pembangunan berkelanjutan yang terus berkembang.Â
Dengan contoh konkret seperti reformasi yang dilakukan oleh KLHK, kita bisa melihat bahwa perubahan yang terjadi pada tingkat organisasi memiliki dampak langsung terhadap pencapaian SDGs.
Reformasi birokrasi yang dilakukan harus bersifat terintegrasi dan kolaboratif, dengan melibatkan semua pihak terkait, termasuk sektor swasta dan masyarakat.Â
Kolaborasi ini akan memberikan dampak yang lebih besar, dan memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal dalam proses pembangunan berkelanjutan.
***