Mungkin kita akan melihat lebih banyak figur baru yang sebelumnya tidak memiliki jalur politik yang jelas, kini mulai muncul di permukaan.Â
Hal ini tentu bisa memberi warna baru dalam kontestasi politik kita. Dengan lebih banyak pilihan, pemilih bisa memilih sosok yang lebih mewakili kebutuhan mereka, bukan hanya memilih karena terbatasnya pilihan yang ada.
Namun, seiring dengan peluang baru ini, muncul pula sebuah pertanyaan penting.Â
Apakah lebih banyak calon ini akan memberikan manfaat bagi demokrasi kita atau justru memperburuk situasi politik yang sudah cukup dinamis ini?
Tantangan yang Muncul: Fragmentasi Suara dan Kualitas Calon
Salah satu tantangan terbesar dari penghapusan ambang batas adalah risiko terjadinya fragmentasi suara.Â
Dengan lebih banyak calon yang muncul, suara pemilih akan lebih terpecah. Ini bisa menjadi masalah besar dalam sistem pemilu kita, yang mengandalkan mayoritas untuk menentukan pemenang.Â
Seperti yang diingatkan oleh CNN Indonesia, kita harus menyadari bahwa semakin banyak calon bisa semakin mengurangi peluang calon-calon untuk mendapatkan mayoritas suara.Â
Kalau suara terpecah terlalu banyak, bisa jadi tidak ada calon yang memperoleh lebih dari 50% suara, yang tentunya akan menciptakan ketidakpastian dalam hasil Pilpres.
Selain itu, dengan lebih banyak calon yang muncul, kualitas calon menjadi hal yang sangat penting.Â
Sebagaimana disebutkan oleh Kompas, penghapusan ambang batas ini membuat partai politik harus lebih berhati-hati dalam memilih calon mereka. Kita tidak bisa hanya berfokus pada jumlah calon atau popularitas.Â