Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Krisis Kultural Polri: Jalan Berliku Menuju Polisi Humanis

31 Desember 2024   17:00 Diperbarui: 31 Desember 2024   16:45 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi citra Polri. (KOMPAS/DIDIE SW) 

Polri perlu memastikan bahwa setiap anggota, mulai dari level terendah hingga tertinggi, memahami bahwa tugas mereka adalah melindungi, bukan memeras. 

Tanpa komitmen untuk melakukan perubahan mendasar ini, reformasi kultural akan tetap menjadi mimpi yang jauh dari kenyataan.

Dampak Terhadap Kepercayaan Publik

Kasus seperti ini juga berdampak buruk pada kepercayaan publik. Ketika polisi yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam penegakan hukum justru terlibat dalam pelanggaran hukum, masyarakat akan semakin sulit mempercayai institusi ini. 

Mengutip dari TribrataNews, dalam survei terpisah oleh Litbang Kompas, menyebutkan bahwa meskipun ada peningkatan kepuasan terhadap kinerja Polri, kritik terhadap lambatnya proses hukum dan pelanggaran etika tetap mendominasi.

Hal ini tidak hanya merugikan Polri, tetapi juga seluruh sistem hukum di Indonesia. 

Bagaimana masyarakat bisa merasa aman jika mereka tidak percaya pada institusi yang seharusnya melindungi mereka? 

Dan bagaimana pemerintah bisa mendorong reformasi hukum jika institusi penegak hukum sendiri terus terjebak dalam praktik korupsi dan pelanggaran etika?

Menuju Polisi yang Humanis

Untuk mencapai cita-cita polisi yang humanis, Polri membutuhkan perubahan besar. 

Ini bukan hanya soal mengganti pejabat atau mengeluarkan aturan baru. Ini adalah soal membangun kembali kepercayaan publik, memastikan integritas dalam setiap level institusi, dan menciptakan sistem yang benar-benar mendukung penegakan hukum yang adil dan transparan.

Seperti yang disampaikan oleh Mahfud MD, reformasi kultural bukan hanya soal struktur, tetapi juga soal nilai-nilai. Polisi harus dididik untuk memahami bahwa mereka adalah pelindung, bukan pelanggar. 

Mereka harus menginternalisasi nilai-nilai integritas, keadilan, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun