Namun dalam jangka panjang, hal ini juga bisa menciptakan kesenjangan antara keputusan yang diambil dan pengawasan dari lembaga-lembaga demokratis lainnya.Â
Ketika keputusan penting dibuat oleh segelintir orang yang tidak terjangkau oleh pengawasan publik, potensi untuk mengabaikan prinsip akuntabilitas sangat besar.
Kekuasaan sebagai Pengaruh, Bukan Sekadar Keputusan
Tak dapat dipungkiri dalam politik modern, kekuasaan lebih dari sekadar kemampuan untuk membuat keputusan.Â
Kekuasaan sejati terletak pada kemampuan untuk mempengaruhi dan mengarahkan tindakan orang lain.Â
Dalam hal ini, Mayor Teddy, yang berada di lingkar dalam kekuasaan Presiden Prabowo, bukan hanya berperan sebagai pengambil keputusan administratif, tetapi juga sebagai figur yang memiliki pengaruh besar dalam menentukan arah komunikasi dan koordinasi kebijakan pemerintah.Â
Perannya memperlihatkan bagaimana kekuasaan tidak hanya berfungsi dalam bentuk formal dan terstruktur, tetapi juga meluas dalam hubungan yang lebih intim antara Presiden dan staf-staf kunci.
Menurut filosofi kekuasaan, seperti yang dijelaskan dalam Jurnal JUISPOL UWK Surabaya, kekuasaan juga berfungsi sebagai kapasitas untuk mengendalikan tindakan orang lain, bahkan tanpa harus terlihat secara terang-terangan.Â
Dalam hal ini, Mayor Teddy menjadi contoh nyata bagaimana lingkar dalam kekuasaan dapat mengarahkan kebijakan, meskipun tidak selalu terlihat oleh publik.Â
Hal ini menjadi lebih jelas melalui peranannya dalam menegur Gus Miftah pada 3 Desember 2024.Â
Teguran tersebut terkait dengan pernyataan yang dianggap menyinggung perasaan banyak orang, dan langsung berdampak pada respons publik yang kuat.Â
Teguran ini juga menggambarkan bagaimana Teddy berperan dalam menjaga etika dan kontrol terhadap tindakan pejabat lainnya.