Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bulog, Pilar Utama Stabilisasi Harga Beras Nasional

4 Desember 2024   18:00 Diperbarui: 4 Desember 2024   18:04 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pekerja menata karung beras di gudang Perum Bulog, Aceh. (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/foc)

Perubahan iklim menjadi ancaman nyata bagi sektor pertanian, yang tentunya berdampak langsung pada hasil panen. 

Jika musim kemarau terlalu panjang atau musim hujan datang terlalu cepat, hasil panen bisa gagal dan menyebabkan kekurangan pasokan beras. 

Ini adalah situasi yang sangat rentan, mengingat ketergantungan kita yang sangat besar pada satu jenis bahan pangan.

Mengapa Perubahan dalam Distribusi dan Penyerapan Gabah Sangat Diperlukan?

Dari segala tantangan ini, salah satu hal yang perlu mendapat perhatian serius adalah efisiensi dalam distribusi dan penyerapan gabah. 

Proses distribusi pangan yang lambat dan tidak efisien dapat memperburuk masalah kelangkaan beras di daerah tertentu, meskipun pasokan di tempat lain cukup melimpah. 

Dalam hal ini, Bulog harus terus melakukan inovasi dalam hal penyediaan dan distribusi beras agar lebih efisien.

Selain itu, penyerapan gabah juga perlu diperbaiki. 

Harga gabah yang adakalanya terlalu rendah menghambat petani untuk mendapatkan penghasilan yang layak, sehingga mereka bisa tergoda untuk mengurangi luas tanam atau beralih ke tanaman lain. 

Hal ini tentu akan memengaruhi pasokan beras dalam jangka panjang. 

Jika mekanisme penyerapan gabah oleh Bulog dan pihak terkait dapat diperbaiki, maka petani akan lebih termotivasi untuk memproduksi lebih banyak beras, yang pada akhirnya akan meningkatkan stok pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor.

Kesimpulan

Sebagai masyarakat yang sangat bergantung pada beras, kita tidak bisa berpangku tangan melihat harga beras yang terus naik atau turun secara drastis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun