Yoon merasa tidak memiliki pilihan lain selain mengambil langkah ekstrim untuk mempertahankan kekuasaannya.
Di tengah malam Selasa, Yoon mengumumkan darurat militer, sebuah langkah yang memicu gelombang kegemparan politik di dalam negeri.Â
Walaupun deklarasi tersebut ditarik kembali hanya beberapa jam kemudian, setelah parlemen dan sejumlah anggota partainya sendiri memblokir langkah tersebut, keputusan itu telah menimbulkan pertanyaan mendalam tentang masa depan politiknya.Â
Deklarasi darurat militer ini juga memaksa para dokter yang beberapa hari terakhir sedang mogok kerja untuk kembali bertugas, tepat di tengah-tengah konflik seputar reformasi kesehatan.Â
Langkah ini juga menimbulkan kekhawatiran internasional.Â
Mason Richey, profesor di Universitas Studi Luar Negeri Hankuk di Seoul, menyatakan bahwa deklarasi darurat militer telah membuat Korea Selatan tampak tidak stabil.
Dampak Jangka Panjang
Keputusan Yoon untuk mengumumkan darurat militer memiliki implikasi jangka panjang yang serius bagi demokrasi Korsel.Â
Tindakan ini tidak hanya merusak kepercayaan rakyat terhadap institusi demokrasi, tetapi juga membuka jalan bagi ketidakstabilan politik di masa depan.Â
Di tengah malam Selasa (03/12), suara-suara penuh emosi memecah keheningan di luar gedung parlemen.Â
"Tangkap Yoon Suk-yeol!" teriak pengunjuk rasa, suara mereka menggema dalam kegelapan.Â
Tindakan gegabah Yoon memang mengejutkan, terutama bagi Korsel, sebuah negara demokrasi modern yang telah berkembang jauh dari bayang-bayang masa kediktatoran.Â