Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Merauke, Lumbung Pangan Nasional dengan Resiko Deforestasi

2 Desember 2024   19:00 Diperbarui: 2 Desember 2024   21:58 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kritik ini menunjukkan pentingnya pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan untuk mencegah kerusakan ekosistem yang vital bagi planet kita

Malaysia juga menghadapi masalah serupa dengan pengembangan perkebunan kelapa sawit. 

Menurut laman Detik Finance, Pemerintah Malaysia telah mengimplementasikan sistem Malaysian Sustainable Palm Oil (MSPO) untuk mempromosikan praktik berkelanjutan dalam industri kelapa sawit

Indonesia harus belajar dari kesalahan ini. Penggunaan teknologi pertanian canggih, kebijakan ketat, dan pemantauan kontinu adalah kunci untuk menghindari dampak negatif yang sama.

Dampak Sosial dan Lingkungan

Pembukaan lahan baru di Papua membawa serta dampak sosial yang harus kita perhatikan. 

Masyarakat lokal, terutama suku-suku asli di Papua, memiliki hak atas tanah yang perlu dihormati. 

Ada kekhawatiran bahwa ekspansi pertanian dapat menggeser mereka dari lahan adat yang telah menjadi bagian penting dari kehidupan mereka selama berabad-abad.

Selain itu, keanekaragaman hayati Papua yang kaya juga berada dalam ancaman. 

Hutan-hutan di Papua adalah rumah bagi berbagai spesies endemik yang mungkin belum sepenuhnya dipelajari dan dipahami. 

Kerusakan terhadap ekosistem ini akan memberikan dampak jangka panjang yang mungkin tidak bisa diperbaiki.

Kesimpulan

Meskipun swasembada pangan 2027 adalah tujuan penting bagi ketahanan nasional, kita harus berhati-hati. Keberlanjutan lingkungan menjadi tantangan utama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun