Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Dilema Klub Besar Mempertahankan Pemain Bintangnya

30 November 2024   18:00 Diperbarui: 30 November 2024   15:47 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi gelandang Manchester City Kevin De Bruyne (AFP/OLI SCARFF) 

Di dunia sepak bola, terutama untuk klub-klub besar seperti Liverpool dan Manchester City, keputusan untuk memperpanjang kontrak pemain veteran menjadi masalah yang cukup rumit. 

Kita bicara tentang pemain bintang seperti Mohamed Salah dan Kevin De Bruyne, yang kontraknya akan berakhir pada Juni 2024. 

Salah satu alasan mengapa ini menjadi isu besar adalah usia kedua pemain yang sudah menginjak 32 tahun, meskipun performa mereka masih gemilang. 

Di sinilah muncul dilema yang mengusik klub-klub besar. 

Apakah tetap mempertahankan pemain veteran? Atau memilih keputusan berbasis analisis data terkait penurunan performa seiring bertambahnya usia.

Perbedaan Pendekatan: Salah vs De Bruyne

Salah dan De Bruyne adalah dua pemain kunci yang masih tampil luar biasa di liga, tetapi mereka sudah berada di usia yang lebih matang. 

Mohamed Salah, meskipun telah mencetak 12 gol dan 10 assist dalam 19 pertandingan musim ini, mengungkapkan kekecewaannya karena Liverpool belum menawarkan kontrak baru. 

Salah ingin tetap bertahan di Liverpool dan berharap ada dialog serius mengenai perpanjangan kontrak. 

Namun, di sisi lain, Kevin De Bruyne lebih santai dan tidak begitu khawatir tentang pembicaraan kontrak baru. 

Bagi De Bruyne, ini tampaknya bukan hal yang terlalu besar, meskipun ia juga berada di usia yang sama dengan Salah.

Perbedaan sikap ini menarik untuk dibahas, karena menunjukkan bagaimana masing-masing pemain melihat masa depan mereka. 

Salah merasa emosional dan ingin terus berkontribusi untuk klub. 

Sementara De Bruyne tampaknya lebih tenang, merasa bahwa keputusan akhir ada di tangan manajemen. 

Perbedaan ini juga mencerminkan bagaimana para pemain besar ini berhubungan dengan klub mereka. 

Salah menginginkan lebih banyak waktu dan pembicaraan untuk memperbaharui komitmennya. 

Sementara De Bruyne tampaknya percaya bahwa manajemen akan membuat keputusan yang terbaik untuknya.

Keputusan Klub: Pertimbangan Finansial dan Penurunan Performa

Di balik keputusan untuk memperpanjang kontrak atau tidak, ada pertimbangan yang jauh lebih kompleks bagi klub-klub besar seperti Liverpool dan Manchester City. 

Salah satu pertimbangan utamanya adalah penurunan performa yang datang seiring bertambahnya usia. 

Meskipun Salah dan De Bruyne saat ini masih tampil maksimal, mereka tidak bisa dipandang sebagai pemain muda lagi. Usia 32 tahun berarti masa depan mereka sebagai pemain utama semakin terbatas.

Seiring bertambahnya usia, pemain sepak bola mengalami penurunan fisik yang bisa mempengaruhi kinerja mereka di lapangan. 

Ini bukan hal baru dalam dunia sepak bola, dan banyak klub yang mulai memanfaatkan analisis data untuk memprediksi penurunan performa pemain. 

Menggunakan data, klub bisa memetakan kapan seorang pemain akan mengalami penurunan yang signifikan, baik dari segi kecepatan, ketahanan, atau kemampuan bertahan sepanjang musim. 

Dalam hal ini, klub seperti Liverpool dan Manchester City harus berpikir panjang apakah memperpanjang kontrak pemain berusia 32 tahun dengan harga yang tinggi adalah keputusan yang bijak.

Analisis Michael Owen: Kontrak Jangka Panjang untuk Salah?

Menurut Michael Owen, Salah mungkin akan menginginkan kontrak jangka panjang, mengingat usianya yang sudah menginjak 33 tahun. 

Namun, keputusan Liverpool untuk memberikan kontrak jangka panjang tersebut perlu dipertimbangkan dengan hati-hati, terutama dengan risiko penurunan fisik yang datang bersama bertambahnya usia. 

Salah telah mengungkapkan bahwa dia merasa kecewa karena Liverpool belum mengajukan tawaran kontrak baru, yang mengindikasikan bahwa dia mungkin ingin tetap di klub dalam waktu yang lama.

Namun, jika dilihat dari sudut pandang keuangan dan masa depan tim, Liverpool mungkin ragu untuk memberikan kontrak jangka panjang kepada Salah. 

Jika Salah terus menurun secara fisik dalam beberapa tahun ke depan, maka Liverpool mungkin akan merasa kesulitan untuk mempertahankan kualitas timnya, terutama jika gaji Salah masih sangat tinggi. 

Salah juga sempat dikaitkan dengan kemungkinan pindah ke Liga Pro Saudi, yang bisa jadi pilihan bagi Salah untuk mencari penghasilan lebih besar di akhir kariernya.

Pertimbangan Keuangan dan Dampaknya pada Klub

Keputusan apakah klub akan memperpanjang kontrak pemain veteran seperti Salah dan De Bruyne juga harus memperhitungkan faktor keuangan. 

Pemain-pemain seperti Salah dan De Bruyne tentu saja mendapatkan gaji yang sangat besar, yang menjadi beban finansial bagi klub. 

Liverpool dan Manchester City, yang memiliki anggaran besar, tetap harus mempertimbangkan efisiensi dalam pengeluaran mereka. 

Mempertahankan pemain berusia 32 tahun dengan gaji besar bisa menjadi masalah, terutama jika ada pemain muda yang lebih murah dan memiliki potensi yang lebih besar.

Dampak lainnya adalah ketidakseimbangan dalam struktur gaji tim. 

Jika klub terus mempertahankan pemain veteran dengan gaji besar, ini bisa membatasi ruang mereka untuk merekrut pemain muda yang lebih potensial. 

Misalnya, jika Salah mendapatkan kontrak jangka panjang dengan gaji besar, klub mungkin harus mengorbankan peluang untuk membeli pemain muda berbakat yang bisa memberikan kontribusi jangka panjang bagi klub.

Kesimpulan

Di tengah dilema ini, klub-klub besar seperti Liverpool dan Manchester City harus membuat keputusan yang lebih rasional berdasarkan data dan analisis jangka panjang. 

Tentu, ada sisi emosional dalam mempertahankan pemain veteran yang telah menjadi ikon klub, seperti Salah dan De Bruyne. 

Namun, keputusan tersebut tidak bisa hanya didasarkan pada faktor emosional saja. 

Keputusan yang bijak adalah yang bisa menyeimbangkan antara keinginan untuk mempertahankan pemain yang telah memberikan banyak kontribusi dengan pertimbangan finansial dan jangka panjang bagi klub.

Sebagai penggemar sepak bola, kita tentu akan merasa emosional ketika mendengar kabar bahwa pemain bintang kita mungkin akan pergi. 

Namun, kita juga harus memahami bahwa keputusan-keputusan seperti ini adalah bagian dari evolusi klub, yang harus mempertimbangkan banyak faktor, termasuk keberlanjutan dan kesuksesan tim di masa depan. 

Apa yang penting adalah bagaimana klub mampu membuat keputusan yang tepat, yang akan membawa mereka ke masa depan yang lebih baik.

***

Referensi:

Metro.co.uk. (2024, November 30). Liverpool legend reveals he's heard Mo Salah's contract fiasco.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun