Reformasi ini penting tidak hanya untuk meningkatkan partisipasi, tetapi juga untuk memperbaiki kualitas demokrasi.Â
Partisipasi yang rendah hanya akan memperburuk ketidakpercayaan terhadap sistem demokrasi kita.
Kesimpulan
Tingginya angka golput dalam Pilkada 2024 menggambarkan masalah serius dalam demokrasi Indonesia.Â
Faktor-faktor seperti sosialisasi yang kurang efektif, durasi kampanye yang singkat, kelelahan sosial pasca-pemilu, dan konfigurasi politik yang membingungkan, semuanya berkontribusi pada rendahnya partisipasi pemilih.Â
Berdasarkan analisis berbagai sumber, jelas bahwa reformasi sistem pemilu dan strategi kampanye sangat diperlukan.Â
Namun, jika partisipasi tetap rendah, bisakah kita benar-benar yakin bahwa suara rakyat tercermin dalam kebijakan yang diambil?
***
Referensi:
- Badan Pusat Statistik. (2024, Februari 28). Statistik Indonesia 2024. [https: //www. bps. go. id/id/publication/2024/02/28/c1bacde03256343b2bf769b0/statistik-indonesia-2024.html]
- Singh, S. P. (2021). Beyond Turnout: How Compulsory Voting Shapes Citizens and Political Parties. [https: //academic. oup. com/book/39934]
- Frank, R. W., & MartÃnez i Coma, F. (2021). Correlates of voter turnout. Political Behavior. [https: //link. springer. com/article/10.1007/s11109-021-09720-y]
- Blais, A., & Dobrzynska, A. (2021). Is compulsory voting a solution to low and declining turnout? Cross-national evidence since 1945. Political Science Research and Methods. [https: //www. cambridge. org/core/journals/political-science-research-and-methods/article/is-compulsory-voting-a-solution-to-low-and-declining-turnout-crossnational-evidence-since-1945/4ED6699B791F437FDFDC13D7A12D483E]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H