Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Home Pilihan

Pretty Pantry Bikin Dapur Estetik, tapi Tidak Ramah Lingkungan

26 November 2024   18:00 Diperbarui: 26 November 2024   18:01 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Produsen juga perlu mengambil langkah lebih bertanggung jawab. Misalnya, menciptakan produk yang berbahan daur ulang atau mudah terurai. 

Jika konsumen mulai menuntut keberlanjutan, produsen pasti akan menyesuaikan diri. 

Di sisi lain, pemerintah dan organisasi lingkungan dapat mempromosikan edukasi tentang konsumsi berkelanjutan, agar tren ini tidak menjadi bencana lingkungan di masa depan.

Tren atau Pilihan?

Pretty Pantry Paradigm pada dasarnya adalah cerminan zaman. Di era media sosial, estetika menjadi salah satu kebutuhan yang dirasa wajib. 

Tapi pertanyaannya adalah, apakah kita mengikuti tren ini karena benar-benar membutuhkannya, atau karena tekanan sosial? 

Dan yang lebih penting, apakah upaya menciptakan dapur estetik ini sepadan dengan dampaknya pada lingkungan?

Sebagai konsumen, kita punya tanggung jawab untuk memilih dengan bijak. Dan sebagai masyarakat, kita perlu merefleksikan apa yang sebenarnya penting. 

Jangan sampai dapur, yang seharusnya menjadi tempat kehangatan keluarga, berubah menjadi panggung konsumerisme yang tanpa batas.

***

Referensi:

  • Earth Commission. (2024). Konsumerisme dan perubahan iklim ancam masa depan adil bagi manusia. Lancet Planetary Health. Kompas.com
  • Idemu. (2024). Tren kitchen set tahun 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun