Mengingat bahwa Gen Z merupakan bagian penting dari tenaga kerja masa depan, perusahaan perlu mulai memikirkan kembali struktur organisasi dan model kepemimpinan mereka.Â
Jika perusahaan tetap mempertahankan model manajerial tradisional yang mengutamakan hirarki yang kaku, mereka mungkin akan kesulitan menarik dan mempertahankan bakat muda.
Dalam konteks yang lebih luas, tren ini sejalan dengan perubahan yang terjadi di banyak perusahaan besar, seperti Google dan Meta, yang mengurangi lapisan manajemen untuk menciptakan organisasi yang lebih efisien.Â
Berdasarkan data dari Bloomberg, hampir sepertiga pemutusan hubungan kerja pada tahun 2023 terjadi pada posisi manajer menengah, yang menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan ini mulai mengurangi birokrasi demi meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas operasional.Â
Ini adalah sebuah tanda bahwa dunia kerja sedang mengalami perubahan besar, dan organisasi perlu cepat beradaptasi jika tidak ingin tertinggal.
Menyesuaikan Model Kepemimpinan untuk Masa Depan
Lantas, apa yang harus dilakukan oleh perusahaan?Â
Sebagai sebuah solusi, peran manajer menengah masih bisa menjadi peluang yang berharga jika dimanfaatkan dengan bijak.Â
Salah satu hal yang bisa diterapkan adalah menggunakan posisi ini untuk mengembangkan kesadaran diri dan keterampilan strategis.Â
Menganggap posisi ini sebagai "inkubasi" kepemimpinan dapat membantu Gen Z mempersiapkan diri untuk jabatan yang lebih tinggi, dengan cara yang lebih fleksibel dan berfokus pada pengembangan pribadi.
Selain itu, perusahaan juga perlu menyesuaikan model kepemimpinan mereka agar lebih sejalan dengan kebutuhan generasi muda.Â
Kepemimpinan yang lebih inklusif, yang memperhatikan keseimbangan hidup dan fleksibilitas, akan lebih menarik bagi Gen Z.Â