Untuk mencegah tragedi serupa, Polri harus melakukan reformasi struktural. Berikut adalah tiga langkah yang saya rasa mendesak untuk diterapkan:
1. Peningkatan Pengawasan Internal Â
Polri perlu membangun sistem pengawasan yang lebih ketat dan transparan. Audit berkala terhadap penggunaan senjata api dan mekanisme penyelesaian konflik internal adalah langkah awal yang penting.
2. Pelatihan Pengelolaan Emosi Â
Konflik internal sering kali dipicu oleh masalah emosional. Mengingat tekanan kerja polisi yang tinggi, pelatihan pengelolaan stres dan emosi harus menjadi bagian integral dari pendidikan dan pelatihan polisi.
3. Revisi Regulasi yang Berorientasi pada Akuntabilitas Â
Revisi UU Polri seharusnya diarahkan untuk meningkatkan akuntabilitas, bukan sekadar memperbesar kewenangan tanpa kontrol. Pendekatan ini akan membantu menciptakan budaya kerja yang lebih profesional dan bebas dari penyalahgunaan kekuasaan.
Kesimpulan
Insiden ini mengingatkan kita bahwa tanpa reformasi serius, Polri berisiko terus terjebak dalam konflik internal yang merusak.Â
Pengawasan internal yang lemah, pelanggaran prosedur, dan penyalahgunaan kekuasaan adalah tanda-tanda krisis yang harus segera diatasi.Â
Sebagai masyarakat, kita memang tak bisa langsung mengubah sistem, tetapi tuntutan terhadap transparansi dan akuntabilitas adalah langkah awal.Â
Pada akhirnya, institusi hukum yang profesional adalah fondasi rasa aman kita semua.Â