Dengan tetap kritis, mandiri, dan menjaga jarak dari kekuasaan, Muhammadiyah bisa menjadi pengingat bahwa ada cara lain untuk berkontribusi bagi bangsa tanpa harus menjadi hamba sahaya kekuasaan.
Konteks sosial ini juga menyoroti pentingnya pendidikan internal.Â
Saya pikir, Muhammadiyah perlu terus mengingatkan anggotanya bahwa tujuan utama organisasi ini adalah melayani masyarakat, bukan melayani kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.Â
Dengan pendidikan yang kuat, Muhammadiyah bisa memperkuat barisan kadernya untuk menghadapi godaan pragmatisme.
Harapan untuk Muhammadiyah
Saya memiliki harapan besar untuk masa depan organisasi ini. Saya ingin melihat Muhammadiyah tetap menjadi organisasi yang relevan, tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga internasional.Â
Dengan kontribusinya dalam bidang perdamaian, pendidikan, dan kesehatan, Muhammadiyah bisa menjadi model bagaimana sebuah organisasi Islam menjalankan perannya sebagai penjaga moral di tengah dunia yang semakin pragmatis.
Namun, harapan ini tidak akan terwujud tanpa upaya nyata.Â
Muhammadiyah perlu terus memperkuat prinsip kolektif-kolegial, menolak godaan pragmatisme, dan menjaga independensinya. Tidak mudah, memang. Tapi jika ada organisasi yang bisa melakukannya, saya percaya itu adalah Muhammadiyah.
Kesimpulan
Tantangan yang dihadapi Muhammadiyah mencerminkan dilema masyarakat kita, yaitu menjaga nilai di tengah godaan pragmatisme.Â
Di tengah ruang sipil yang kian menyempit, perjuangan mempertahankan integritas menjadi ujian bagi setiap organisasi, termasuk Muhammadiyah.Â
Apakah idealisme masih bisa bertahan di era yang serba transaksional?Â