Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Waspada Produk Kecantikan Berbahaya Mengancam Kesehatan Kita

9 November 2024   06:00 Diperbarui: 9 November 2024   06:26 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapolda Sulawesi Selatan menunjukkan barang bukti produk kecantikan buatan lokal yang mengandung bahan berbahaya (8/11/2024). (HUMAS POLDA SULSEL) 

Kasus produk kecantikan berbahaya di Sulawesi Selatan akhir-akhir ini memang meresahkan. 

Membaca beritanya, saya jadi ingat bagaimana dulu kita sering mendengar peringatan tentang kosmetik yang mengandung merkuri atau bahan berbahaya lain. 

Namun, kali ini masalahnya lebih kompleks dan serius. 

Polda Sulawesi Selatan dan BBPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) menemukan produk kosmetik lokal yang mengandung bahan berbahaya, termasuk merkuri dan zat-zat kimia berbahaya lainnya. 

Ini bukan sekadar isu kecantikan, ini soal kesehatan kita semua, terutama kaum perempuan yang jadi konsumen utama produk-produk ini.

Mengapa Ini Penting?

Seperti yang kita tahu, kosmetik bukan lagi barang mewah. Hampir semua orang menggunakannya, baik untuk perawatan sehari-hari atau mempercantik diri. 

Tapi sayangnya, produk kecantikan lokal yang mestinya bisa menjadi pilihan alternatif yang aman dan terjangkau, malah justru terjebak dalam masalah serius ini. 

Berdasarkan laporan dari BBPOM, ditemukan bahwa produk-produk tersebut mengandung bahan-bahan yang sangat berbahaya bagi kesehatan, terutama bagi kulit dan organ tubuh dalam jangka panjang.

Produk-produk seperti ini seharusnya melalui serangkaian uji laboratorium dan mendapat izin edar yang jelas. 

Namun, faktanya, beberapa produk yang sudah berizin pun ternyata mengandung bahan berbahaya. Lalu, bagaimana kita bisa percaya pada label keamanan atau izin dari produk-produk ini?

Pengawasan yang Belum Memadai

Menurut data dari BBPOM, kasus ini bukan yang pertama kali terjadi. 

Pada periode September 2022 hingga Oktober 2023, BBPOM mengungkap bahwa ada sekitar 1,2 juta produk kosmetik di pasaran yang mengandung bahan berbahaya atau bahan dilarang. 

Itu artinya, meskipun regulasi sudah ada, masih ada celah dalam pelaksanaan pengawasannya. 

Produk-produk ini lolos di pasar kita, dan baru ketahuan setelah dipakai banyak orang, bahkan mungkin menyebabkan masalah kesehatan pada beberapa konsumen.

Di sini, kita bisa melihat bahwa pengawasan oleh BBPOM perlu diperkuat. 

Pengawasan produk-produk kecantikan harus dilakukan bukan hanya saat produk itu mau masuk ke pasar (pre-market) tetapi juga sesudahnya (post-market). 

Kasus ini membuat kita bertanya-tanya: seberapa sering BBPOM melakukan pengawasan produk yang sudah beredar? 

Apakah cukup dengan inspeksi reguler atau perlu ada pengujian mendalam yang dilakukan secara acak?

Dampak Buruk Bagi Konsumen dan Industri Lokal

Kasus seperti ini punya dampak yang tidak main-main. 

Pertama-tama, konsumen yang sudah menggunakan produk berbahaya ini jelas dirugikan, bukan hanya secara finansial, tetapi juga kesehatan. 

Merkuri dan hidrokuinon, misalnya, sudah terbukti menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari gangguan kulit, kerusakan ginjal, hingga risiko kanker kulit dalam penggunaan jangka panjang.

Kedua, kasus ini juga bisa merusak citra produk kecantikan lokal yang sedang berkembang. 

Kita tentu ingin mendukung industri lokal, terutama di era di mana produk lokal bisa bersaing dengan produk impor. 

Namun, bagaimana konsumen bisa percaya jika produk yang beredar ternyata justru membahayakan mereka? 

Jika konsumen mulai kehilangan kepercayaan, bukan tidak mungkin mereka akan kembali beralih ke produk impor yang dianggap lebih aman.

Selain itu, ada dampak pada ekonomi lokal. 

Industri kosmetik lokal yang sedang tumbuh mungkin akan mengalami penurunan penjualan jika konsumen semakin khawatir. 

Ini bisa memengaruhi bisnis kecil dan menengah yang sebenarnya sedang mencoba bersaing di pasar yang lebih luas.

Reformasi Regulasi dan Langkah yang Harus Dilakukan

Kasus ini jelas menunjukkan bahwa regulasi yang ada sekarang belum cukup efektif. 

Kita perlu reformasi dalam hal regulasi dan pengawasan kosmetik. Tidak bisa lagi hanya bergantung pada pengawasan pre-market. 

Pengawasan post-market harus lebih ketat, dengan inspeksi lapangan yang sering dan pengujian produk secara acak di laboratorium. 

Ini juga berlaku untuk produk-produk yang sudah punya izin edar.

Pemerintah harus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara memilih produk kosmetik yang aman. 

Dengan maraknya produk ilegal atau produk yang kandungannya tidak jelas, kita sebagai konsumen harus lebih teliti. 

Jangan mudah tergoda dengan harga murah atau klaim yang menjanjikan hasil instan.

Kesimpulan

Pada akhirnya, kasus ini mengingatkan kita akan pentingnya kewaspadaan dalam memilih produk yang menyentuh tubuh kita setiap hari. 

Dengan pengawasan yang lemah dan kandungan berbahaya pada kosmetik lokal, konsumen terancam, dan kepercayaan publik terhadap produk lokal terus diuji. 

Mampukah pemerintah dan BBPOM memperketat pengawasan untuk melindungi kita? 

Atau justru kita sendiri, sebagai konsumen, yang harus lebih kritis dan mandiri dalam memilih? 

Jika pengawasan tetap longgar, seberapa aman sebenarnya produk kecantikan di pasaran bagi kesehatan kita?

***

Referensi:

  • Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2023). BPOM temukan lebih dari 2 juta produk mengandung bahan dilarang berbahaya. 
  • Media Indonesia. (2024, Februari). Badan POM temukan 51.791 kosmetik ilegal di 731 sarana klinik kecantikan. 
  • Tirto.id. (2024). BPOM terapkan 3 lapis pengawasan pada produk kosmetik. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun