Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengapa America First Mungkin Jadi Awal Deglobalisasi Dunia?

8 November 2024   21:26 Diperbarui: 8 November 2024   21:30 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Justru, integrasi yang lebih dalam ke dalam jaringan perdagangan internasional, dengan mengurangi ketergantungan pada satu atau dua pasar utama, bisa menjadi strategi yang lebih bijak. 

Penguatan pasar regional, inovasi dalam sektor manufaktur, dan penciptaan produk dengan nilai tambah tinggi adalah beberapa cara agar kita bisa bertahan di tengah arus yang terus berubah.

Menuju Kebijakan yang Lebih Seimbang untuk Stabilitas Global

Kebijakan America First Trump jelas bertujuan melindungi ekonomi domestik AS, namun proteksionisme yang menyertainya memicu risiko serius bagi stabilitas global. 

Dari kenaikan tarif yang mengganggu rantai pasokan hingga utang AS yang berdampak pada negara berkembang, efeknya terasa jauh melampaui batas-batas negara. 

Bagi negara-negara seperti Indonesia, ini adalah sinyal untuk bergerak. Dorongan untuk memperkuat aliansi regional, mencari pasar baru, dan mengurangi ketergantungan.

Namun, pertanyaan tetap ada: ketika negara-negara besar memilih untuk lebih menutup diri, bagaimana kita memastikan pertumbuhan ekonomi yang adil dan berkelanjutan bagi semua? 

Apakah dunia siap menghadapi de-globalisasi atau justru akan menemukan cara baru untuk tetap saling terhubung?

***

Referensi:

  • Deutsche Welle. (2024). Gaya Donald Trump mengubah kebijakan luar negeri global. DW.com.
  • Tirto.id. (2024). IMF dan WTO ungkap dampak deglobalisasi pada ekonomi global. Tirto.id.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun