Rantai pasokan global telah berkembang menjadi salah satu jaringan paling rumit dalam sejarah modern.Â
Mulai dari komponen elektronik hingga bahan baku tekstil, produksi barang pada hari ini adalah hasil dari kerja sama antar negara.Â
Namun, kebijakan tarif tinggi yang diterapkan Trump telah mengganggu kelancaran rantai ini.Â
Peningkatan tarif impor menyebabkan kenaikan biaya produksi yang tak hanya dirasakan di AS, tetapi juga di negara-negara lain yang menjadi bagian dari rantai pasokan tersebut.
Ketika komponen yang digunakan untuk produksi smartphone, misalnya, dikenakan tarif lebih tinggi, maka biaya produksinya juga naik.Â
Akibatnya, konsumen di seluruh dunia, harus membayar lebih mahal untuk barang-barang yang dulu dapat diperoleh dengan harga yang lebih rendah.
Bagi Indonesia, yang saat ini tengah berupaya meningkatkan daya saing industrinya melalui program seperti Making Indonesia 4.0, gangguan semacam ini jelas menjadi tantangan tersendiri.Â
Kenaikan harga bahan baku berarti peningkatan biaya produksi dan, pada akhirnya, mengurangi daya saing produk Indonesia di pasar internasional.
Utang AS dan Risiko bagi Negara Berkembang
Kebijakan fiskal Trump yang memotong pajak besar-besaran, telah meningkatkan utang nasional AS ke tingkat yang mengkhawatirkan.Â
Ini bukan sekadar masalah internal AS, karena akibat dari utang yang melonjak akan terasa ke seluruh dunia.Â
Defisit anggaran yang membengkak bisa mendorong kenaikan suku bunga global, mengingat dominasi dollar AS dalam ekonomi dunia.