Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kera Hitam Sulawesi, Kini Menunggu Makan di Tepi Jalan

7 November 2024   11:49 Diperbarui: 7 November 2024   11:53 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Macaca Maura, kera hitam endemik Sulawesi Selatan yang banyak di jumpai di tepi jalan poros Maros-Bone (WIKIMEDIA COMMONS/FACHREZA25) 

Kita pasti sering mendengar bahwa alam dan manusia harus hidup berdampingan. Tapi, gimana jadinya kalau keseimbangan ini terganggu? 

Kasus Kera Hitam Sulawesi adalah contoh nyata. Kera hitam ini, yang juga dikenal sebagai Macaca maura, sekarang sering terlihat di pinggir jalan, menunggu uluran tangan manusia untuk sekadar mendapat makan. 

Menurut laman StateOfTheApes, habitat mereka di hutan Sulawesi makin tergerus oleh pembangunan infrastruktur. Akibatnya, kera-kera ini kehilangan tempat tinggal dan makanan alami mereka, memaksa mereka untuk mendekati manusia.

Kehilangan Habitat, Kehilangan Identitas

Dulu, Kera Hitam Sulawesi ini hidup tenang di hutan. Makanan mereka beragam. Dari buah-buahan hingga serangga. Tapi sekarang? 

Banyak dari mereka yang menunggu di tepi jalan, berharap ada pengendara yang melempar makanan. Ini bukan karena mereka malas, tetapi karena hutan yang menjadi rumah dan sumber makanan mereka semakin habis. 

Melansir iNews, interaksi manusia dengan kera-kera melalui pemberian makanan, telah mengubah perilaku mereka. Mereka yang dulunya aktif mencari makan di alam liar, kini lebih banyak bergantung pada belas kasih pengendara yang lewat.

Perubahan ini memang terlihat sepele. Namun, dampaknya besar, loh! Ketergantungan pada manusia sebenarnya sangat merugikan bagi keberlangsungan hidup mereka. 

Dengan menggantungkan hidupnya pada makanan yang diberikan manusia, Kera Hitam Sulawesi makin menjauh dari kebiasaan alaminya. Ini bukan adaptasi positif yang bisa mendukung kelestarian mereka di alam. 

Malahan, ini justru melemahkan daya tahan mereka untuk bertahan di alam liar.

Upaya Konservasi yang Setengah Hati?

Melihat kondisi ini, pemerintah sebetulnya sudah mencoba melakukan berbagai upaya. 

Salah satunya adalah dengan memasang papan peringatan di sekitar jalan-jalan utama di Sulawesi yang meminta pengendara untuk tidak memberikan makanan pada kera ini. 

Tapi, apakah upaya ini cukup? Ternyata tidak. 

Menurut laman Mongabay Indonesia, ada beberapa kelemahan dalam upaya konservasi pemerintah ini. Salah satunya adalah pendekatan yang terlalu top-down alias dari atas ke bawah, tanpa melibatkan masyarakat setempat.

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran masyarakat lokal dalam upaya pelestarian. Ketika masyarakat sekitar tidak merasa terlibat, mereka juga cenderung tidak peduli. 

Padahal, masyarakat lokal adalah mereka yang paling dekat dengan habitat kera hitam ini. Mereka bisa jadi pelindung terbaik untuk spesies ini jika saja mereka dilibatkan lebih aktif dalam program konservasi.

Mengapa Masyarakat Lokal adalah Kunci?

Dalam konteks konservasi, masyarakat lokal itu adalah aset terbesar. Mereka tahu seluk-beluk ekosistem setempat, apa yang dibutuhkan kera hitam, dan bagaimana cara terbaik untuk melindunginya. 

Greenpeace Indonesia menyebutkan bahwa melibatkan masyarakat lokal dalam program konservasi bisa meningkatkan keberhasilan upaya pelestarian. 

Ketika mereka terlibat, mereka akan lebih memiliki rasa tanggung jawab untuk menjaga lingkungan mereka, termasuk kelangsungan hidup Kera Hitam Sulawesi. 

Contohnya, jika masyarakat dilibatkan dalam patroli hutan atau diberi pelatihan tentang cara menghadapi kera yang mendekati pemukiman, maka konflik antara manusia dan satwa ini bisa dikurangi. 

Bahkan, masyarakat lokal bisa diberdayakan sebagai pengawas informal yang dapat mencegah aktivitas perburuan liar. 

Jadi, bukan hanya sekadar mengandalkan pemerintah atau organisasi konservasi, tetapi masyarakat sekitar juga berperan besar.

Langkah Menuju Konservasi yang Berkelanjutan

Selain melibatkan masyarakat, langkah konservasi juga perlu fokus pada restorasi habitat. Mengembalikan hutan yang rusak mungkin terdengar seperti pekerjaan besar, tetapi inilah salah satu cara untuk memastikan bahwa Kera Hitam Sulawesi punya tempat yang aman untuk hidup. 

Artha Marga Foundation menyebutkan bahwa konservasi yang berkelanjutan harus mencakup upaya penegakan hukum terhadap perburuan liar, edukasi bagi masyarakat, dan pengembangan ekowisata yang memberdayakan komunitas lokal.

Bayangkan, jika masyarakat lokal bisa mendapatkan manfaat ekonomi dari ekowisata yang melibatkan Kera Hitam Sulawesi, mereka akan lebih termotivasi untuk menjaga keberlangsungan hidup spesies ini. 

Ekowisata tidak hanya membantu konservasi, tapi juga menggerakkan roda ekonomi lokal, sehingga masyarakat melihat langsung manfaat dari pelestarian alam.

Pelestarian yang Menyentuh Banyak Sisi

Jadi, pelestarian Kera Hitam Sulawesi ini bukan sekadar isu lingkungan. Ini adalah isu yang menyentuh banyak sisi: budaya, sosial, bahkan ekonomi. 

Pelestarian spesies ini tidak bisa hanya mengandalkan upaya satu pihak saja. Pemerintah, masyarakat, dan berbagai organisasi harus bekerja sama untuk mewujudkan ekosistem yang seimbang dan berkelanjutan.

***

Referensi:

  • State of the Apes. (n.d.). Dampak infrastruktur terhadap kera, masyarakat adat, dan masyarakat lokal lainnya.
  • iNews. (2024). Perubahan perilaku kera hitam kini bergantung pada manusia untuk makan.
  • Mongabay Indonesia. (2019, Agustus 30). Jangan kerdilkan peran masyarakat dalam aturan konservasi.
  • Greenpeace Indonesia. (n.d.). Belajar keberlanjutan dan konservasi lingkungan dari masyarakat adat.
  • Artha Marga Foundation. (n.d.). Konservasi untuk masa depan: Upaya bersama melindungi keanekaragaman hayati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun