alam dan manusia harus hidup berdampingan. Tapi, gimana jadinya kalau keseimbangan ini terganggu?Â
Kita pasti sering mendengar bahwaKasus Kera Hitam Sulawesi adalah contoh nyata. Kera hitam ini, yang juga dikenal sebagai Macaca maura, sekarang sering terlihat di pinggir jalan, menunggu uluran tangan manusia untuk sekadar mendapat makan.Â
Menurut laman StateOfTheApes, habitat mereka di hutan Sulawesi makin tergerus oleh pembangunan infrastruktur. Akibatnya, kera-kera ini kehilangan tempat tinggal dan makanan alami mereka, memaksa mereka untuk mendekati manusia.
Kehilangan Habitat, Kehilangan Identitas
Dulu, Kera Hitam Sulawesi ini hidup tenang di hutan. Makanan mereka beragam. Dari buah-buahan hingga serangga. Tapi sekarang?Â
Banyak dari mereka yang menunggu di tepi jalan, berharap ada pengendara yang melempar makanan. Ini bukan karena mereka malas, tetapi karena hutan yang menjadi rumah dan sumber makanan mereka semakin habis.Â
Melansir iNews, interaksi manusia dengan kera-kera melalui pemberian makanan, telah mengubah perilaku mereka. Mereka yang dulunya aktif mencari makan di alam liar, kini lebih banyak bergantung pada belas kasih pengendara yang lewat.
Perubahan ini memang terlihat sepele. Namun, dampaknya besar, loh! Ketergantungan pada manusia sebenarnya sangat merugikan bagi keberlangsungan hidup mereka.Â
Dengan menggantungkan hidupnya pada makanan yang diberikan manusia, Kera Hitam Sulawesi makin menjauh dari kebiasaan alaminya. Ini bukan adaptasi positif yang bisa mendukung kelestarian mereka di alam.Â
Malahan, ini justru melemahkan daya tahan mereka untuk bertahan di alam liar.
Upaya Konservasi yang Setengah Hati?
Melihat kondisi ini, pemerintah sebetulnya sudah mencoba melakukan berbagai upaya.Â
Salah satunya adalah dengan memasang papan peringatan di sekitar jalan-jalan utama di Sulawesi yang meminta pengendara untuk tidak memberikan makanan pada kera ini.Â