Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Usia 40, di Mata Milenial yang Menolak Tua

7 November 2024   00:07 Diperbarui: 7 November 2024   09:07 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan menerima bahwa pencapaian hidup tidak selalu sesuai dengan rencana awal, seseorang dapat lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar penting bagi mereka.  

Ini sejalan dengan pandangan banyak ahli psikologi bahwa kebahagiaan bukan soal memenuhi daftar pencapaian. 

Kebahagiaan bisa juga tentang bagaimana kita menemukan makna dalam setiap proses kehidupan. 

Dalam konteks Indonesia, hal ini bisa berarti menghargai waktu bersama keluarga, mengejar passion, atau membangun circle pertemanan yang positif.  

Usia Hanyalah Angka  

Memasuki usia 40, milenial berdiri di persimpangan. 

Di satu sisi, mereka memikul beban harapan dan pencapaian yang tertunda. 

Di sisi lain, mereka punya kesempatan untuk mendefinisikan ulang arti kesuksesan dan kebahagiaan. 

Perubahan sosial dan ekonomi memang membawa tekanan, namun juga membuka jalan baru untuk mengejar makna hidup yang lebih pribadi. 

Usia 40 adalah momen refleksi, (dan semoga) bukan akhir dari perjalanan.

Sekarang pertanyaannya, apa sebenarnya makna kebahagiaaan dalam dunia yang terus berubah? Apakah kita berani merangkai ulang narasi hidup, meski dunia terus memaksa kita memakai cetakan yang sama?

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun