Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa Trump Menang Lagi? Pelajaran untuk Politik Indonesia

6 November 2024   18:05 Diperbarui: 6 November 2024   18:05 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (JIM LO SCALZO/EPA-EFE via KOMPAS) 

Apakah ini menunjukkan kecenderungan bahwa pemilih mulai lebih peduli pada isu-isu praktis seperti ekonomi daripada ideologi partai atau identitas? 

Mungkin saja, dan ini adalah poin yang menarik bagi strategi politik di Indonesia.

Isu Aborsi dan Kritik Strategi Demokrat

Strategi Demokrat untuk menarik suara perempuan lewat isu aborsi tampaknya tidak seefektif yang mereka harapkan. 

Berdasarkan data dari exit polls, isu ini tidak menunjukkan lonjakan dukungan yang signifikan. 

Justru, dukungan perempuan kepada Demokrat turun dibandingkan dengan pemilu 2020. 

Mengandalkan satu isu besar tanpa menyeimbangkan pendekatan yang lebih holistik tampaknya menjadi kelemahan kampanye Demokrat.

Di Indonesia, sering kali kita lihat partai-partai yang mengandalkan isu tunggal sebagai strategi utama mereka. 

Sering kali ini kurang efektif, terutama dalam konteks pemilih yang semakin kritis. 

Menggunakan satu isu, betapapun kontroversial atau emosionalnya, tidak bisa selalu diandalkan untuk memenangkan pemilu, terutama jika kandidat atau partai tidak menawarkan solusi konkret bagi masalah-masalah nyata sehari-hari. 

Di sini, Demokrat mungkin telah melewatkan kesempatan untuk menyesuaikan pesan mereka agar lebih sesuai dengan kebutuhan sosial ekonomi yang diinginkan pemilih mereka.

Tantangan Demokrat: Membangun Kembali Strategi

Kini, Demokrat, partai pengusung Kamala Harris, rival Trump, menghadapi tantangan besar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun