Misalnya, mereka yang memilih melanjutkan studi atau membangun karier di usia produktif, mungkin kehilangan kesempatan untuk segera menikah, namun mendapatkan manfaat lain berupa stabilitas finansial dan kemampuan ekonomi yang lebih baik di masa depan.
Konsep ini menjadi semakin penting ketika kita mempertimbangkan dampak ekonomi dan sosial dari pernikahan dini.Â
Dalam pandangan mereka, menunda pernikahan memberikan kesempatan untuk mencapai potensi karier maksimal.Â
Dengan mempertimbangkan biaya peluang, mereka merasa bahwa keputusan untuk menikah perlu dipikirkan matang-matang, terutama dengan risiko finansial yang mungkin dihadapi jika mereka terburu-buru.
Stabilitas Finansial Sebagai Syarat Penting
Keinginan generasi muda untuk mencapai stabilitas finansial sebelum menikah menunjukkan perubahan besar dalam cara pandang terhadap pernikahan.Â
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh IDN Research Institute (dalam GoodStats, 2024), mayoritas generasi muda memilih menunda pernikahan karena menganggap stabilitas finansial sebagai syarat utama.Â
Mereka merasa penting untuk memiliki kemampuan ekonomi yang kuat sebelum memutuskan untuk menjalani komitmen jangka panjang.Â
Bagi mereka, memiliki kestabilan ekonomi memberikan rasa aman dan percaya diri yang lebih besar ketika akhirnya memilih untuk menikah.
Jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya, jelas ada perbedaan mendasar dalam hal prioritas.Â
Generasi muda saat ini tidak melihat pernikahan sebagai suatu keharusan, melainkan sebagai pilihan yang bisa ditunda sampai mereka benar-benar siap, baik secara emosional maupun finansial.Â
Ini adalah refleksi dari nilai-nilai modern yang mengedepankan kemandirian dan kesejahteraan pribadi.