Tak jarang, ada yang sungguh berhak namun luput dari daftar, sementara yang sebenarnya tak perlu justru tercatat sebagai penerima.Â
Ketidaktepatan ini seolah meredam getaran kebaikan yang diharapkan bansos mampu bawa, membuat langkahnya terhenti sebelum benar-benar menyentuh mereka yang paling memerlukan.
Tantangan Ketepatan Sasaran dalam Data dan Koordinasi
Ketepatan sasaran adalah isu besar dalam distribusi bansos, terutama di Indonesia yang memiliki populasi besar dan kondisi sosial ekonomi yang sangat bervariasi.Â
Menurut SMERU Research Institute (2023), salah satu kendala terbesar dalam memastikan ketepatan sasaran adalah ketidakakuratan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).Â
Data ini seringkali tidak mutakhir, dan kurangnya pemutakhiran menyebabkan apa yang disebut exclusion error (yang berhak tidak mendapat) dan inclusion error (yang tidak berhak tetapi mendapat).Â
Di tengah kompleksitas masyarakat kita, data ini seharusnya diperbarui secara berkala agar benar-benar menggambarkan kondisi lapangan.
Di luar persoalan data, ada pula tantangan klasik lain: koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah.Â
Lapisan demi lapisan birokrasi kerap memperlambat langkah bantuan, membuatnya tertahan di tengah jalan.Â
Proses yang panjang ini menjadi tembok yang harus diruntuhkan, agar bansos tak hanya sekadar janji, tetapi benar-benar sampai ke tangan mereka yang paling membutuhkan.
Memperbaiki Sistem melalui Verifikasi Data dan Partisipasi Masyarakat
Lalu, bagaimana cara meningkatkan verifikasi data agar lebih efektif?Â
Menurut Kompas.com (2022), Kementerian Sosial telah memperkenalkan dua fitur baru dalam aplikasi Cek Bansos untuk membantu proses verifikasi.Â