Ini membuat integrasi sosial menjadi semakin sulit, bahkan mustahil.
Sebagai contoh, coba bayangkan jika Anda hidup di suatu daerah, di mana jalan umum yang Anda lalui setiap hari tiba-tiba dialihkan ke jalan lain, karena adanya perumahan elit yang baru dibangun.Â
Anda tak lagi bisa melewati jalan itu. Alhasil, jalanan makin macet, dan akses publik berkurang.Â
Tempat yang sebelumnya terbuka untuk semua, kini hanya bisa diakses kalangan tertentu.Â
Keadaan ini menciptakan dua dunia yang terpisah, antara mereka yang punya dan mereka yang tak punya.
Menghilangkan Akses Ruang Publik
Perumahan gated community ini juga berdampak pada berkurangnya akses masyarakat terhadap ruang publik.Â
Berdasarkan penelitian dari Mercu Buana, pembangunan perumahan eksklusif ini memprivatisasi ruang yang sebelumnya bisa diakses oleh semua orang.Â
Ruang hijau yang seharusnya menjadi tempat bersosialisasi atau berkumpul bersama kini hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang.Â
Sementara warga umum terpaksa harus mencari ruang terbuka lain yang mungkin lebih jauh atau bahkan tidak tersedia.
Privatisasi ruang publik ini bukan hanya soal menyusutnya ruang gerak kita, tetapi juga tentang ketimpangan yang makin nyata dalam akses terhadap fasilitas.Â
Bayangkan, Anda hidup di luar kompleks elit tanpa taman atau lapangan bermain di sekitar Anda, sementara di dalam perumahan mewah, fasilitas seperti itu melimpah—namun hanya bagi penghuninya.Â