Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rumah Cluster Mewah dan Jurang Sosial yang Makin Menganga

3 November 2024   11:33 Diperbarui: 3 November 2024   11:36 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini membuat integrasi sosial menjadi semakin sulit, bahkan mustahil.

Sebagai contoh, coba bayangkan jika Anda hidup di suatu daerah, di mana jalan umum yang Anda lalui setiap hari tiba-tiba dialihkan ke jalan lain, karena adanya perumahan elit yang baru dibangun. 

Anda tak lagi bisa melewati jalan itu. Alhasil, jalanan makin macet, dan akses publik berkurang. 

Tempat yang sebelumnya terbuka untuk semua, kini hanya bisa diakses kalangan tertentu. 

Keadaan ini menciptakan dua dunia yang terpisah, antara mereka yang punya dan mereka yang tak punya.

Menghilangkan Akses Ruang Publik

Perumahan gated community ini juga berdampak pada berkurangnya akses masyarakat terhadap ruang publik. 

Berdasarkan penelitian dari Mercu Buana, pembangunan perumahan eksklusif ini memprivatisasi ruang yang sebelumnya bisa diakses oleh semua orang. 

Ruang hijau yang seharusnya menjadi tempat bersosialisasi atau berkumpul bersama kini hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang. 

Sementara warga umum terpaksa harus mencari ruang terbuka lain yang mungkin lebih jauh atau bahkan tidak tersedia.

Privatisasi ruang publik ini bukan hanya soal menyusutnya ruang gerak kita, tetapi juga tentang ketimpangan yang makin nyata dalam akses terhadap fasilitas. 

Bayangkan, Anda hidup di luar kompleks elit tanpa taman atau lapangan bermain di sekitar Anda, sementara di dalam perumahan mewah, fasilitas seperti itu melimpah—namun hanya bagi penghuninya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun