Mengurangi stigma dan memulai percakapan terbuka tentang bunuh diri adalah langkah penting.Â
Imran Pambudi, Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan, menjelaskan perlunya perubahan mendasar dalam cara kita memandang bunuh diri.Â
Peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia setiap tahun bisa menjadi momen untuk membuka percakapan dan mengubah pandangan masyarakat.Â
Tindakan preventif bukan hanya tanggung jawab tenaga medis, tetapi juga seluruh elemen masyarakat.
Dukungan sosial dari keluarga, teman, dan komunitas sangat efektif dalam mencegah bunuh diri.Â
Penelitian dari Widya Cakra Journal of Psychology and Humanities menunjukkan bahwa remaja yang mendapat dukungan emosional dari keluarga dan teman memiliki risiko lebih rendah mengalami ide bunuh diri.Â
Menyediakan percakapan yang empatik dan mendengarkan tanpa menghakimi adalah cara sederhana namun kuat untuk mencegah tragedi ini.
Menuju Pendekatan yang Lebih Empatik
Pada akhirnya, kita harus melihat bunuh diri bukan sebagai 'aib', tetapi sebagai masalah kesehatan mental yang bisa dicegah dengan dukungan yang tepat.Â
Pemerintah, media, dan masyarakat harus mengambil peran aktif dalam mengurangi stigma ini.Â
Media perlu mengedukasi, bukan mengeksploitasi, dan pemerintah harus mempermudah akses layanan kesehatan jiwa.Â
Kita, sebagai individu, harus belajar untuk mendengarkan tanpa menghakimi.