Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Meretas Produktivitas dengan Empat Hari Kerja, Siapkah Indonesia?

25 Oktober 2024   17:29 Diperbarui: 26 Oktober 2024   06:28 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi waktu kerja (KOMPAS/HERYUNANTO) 

Tanpa kebijakan yang kuat dan insentif bagi perusahaan untuk ikut serta, penerapan sistem kerja empat hari mungkin hanya akan dirasakan oleh segelintir pekerja formal.

Sementara sebagian besar tenaga kerja tetap berjuang dalam jam kerja yang panjang dan tekanan ekonomi.

Bagaimana Negara Lain Mengatasi Tantangan Produktivitas?

Beberapa negara seperti Inggris, Islandia, dan Belgia telah mencoba sistem ini dan melaporkan hasil positif. 

Inggris misalnya, melihat penurunan hari sakit hingga 65% dan peningkatan retensi karyawan sebesar 57%. 

Belgia bahkan memberikan kebebasan kepada pekerja untuk memilih empat hari kerja, walaupun harus dengan jam kerja lebih panjang per harinya. 

Namun, pengalaman mereka tidak bisa begitu saja diterapkan di Indonesia tanpa modifikasi. 

Negara-negara ini sudah memiliki produktivitas tenaga kerja yang tinggi dan tingkat jaminan sosial yang memadai, sesuatu yang masih menjadi tantangan di Indonesia.

Untuk mengadopsi sistem ini, Indonesia perlu lebih dulu mengejar produktivitas tenaga kerja yang lebih baik. 

Berdasarkan data dari beberapa studi, produktivitas Indonesia masih jauh di bawah negara-negara yang telah mengadopsi compressed work schedule (CWS). 

Misalnya, PDB per jam kerja di Indonesia hanya mencapai USD 14, sementara Irlandia mencapai USD 143. 

Dengan angka ini, kita bisa melihat bahwa ada kesenjangan produktivitas yang cukup besar.

Budaya Kerja dan Tantangan Operasional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun