Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Perempuan Inovasi, Mengikis Stereotip Perempuan terhadap Teknologi

23 Oktober 2024   09:03 Diperbarui: 31 Oktober 2024   13:49 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam gerakan ini, perempuan tidak hanya diajarkan bagaimana melakukan coding, tetapi juga diajarkan kesetaraan gender dan pentingnya memiliki rasa percaya diri. 

Menurut Amanda, inti dari Perempuan Inovasi bukan sekadar memberi pelatihan teknis, tetapi juga membangun mentalitas bahwa perempuan mampu menciptakan inovasi yang sama seperti laki-laki.

Menurut literatur dari World Economic Forum, pendidikan teknologi, seperti coding, memainkan peran penting dalam meningkatkan kepercayaan diri perempuan. 

Dengan keterampilan yang relevan, perempuan tidak hanya dapat terjun ke dunia kerja yang didominasi laki-laki, tetapi juga mampu berinovasi dan menciptakan dampak nyata di komunitas mereka. 

Coding menjadi "bahasa baru" yang dapat memecahkan hambatan dan membuka peluang karier yang sebelumnya tidak pernah terjangkau.

Tantangan yang Masih Dihadapi

Amanda Simandjuntak dan Dian Sastrowardoyo dalam Perempuan Inovasi (Perempuan Inovasi)
Amanda Simandjuntak dan Dian Sastrowardoyo dalam Perempuan Inovasi (Perempuan Inovasi)
Tentu saja, jalan menuju kesetaraan tidaklah mudah. Tantangan yang dihadapi perempuan dalam industri teknologi sangat beragam. 

Menurut data dari Grant Thornton, kurangnya role model dan dominasi laki-laki di posisi kepemimpinan teknologi menjadi salah satu penghambat utama. 

Di banyak perusahaan teknologi, terutama di level eksekutif, perempuan sering kali dikecualikan dari proses pengambilan keputusan yang penting.

Bias gender dalam proses rekrutmen juga masih menjadi masalah yang nyata. Stereotip tentang kemampuan perempuan dalam teknologi membuat mereka kurang dipertimbangkan untuk peran strategis. 

Banyak perusahaan yang secara tidak sadar menerapkan standar ganda ketika merekrut perempuan, terutama di bidang teknologi.

Namun, seperti yang dijelaskan oleh literatur dari WinBuzzer, mengatasi stereotip ini membutuhkan pendekatan holistik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun