Namun, untuk benar-benar mewujudkan hal ini, diperlukan kebijakan yang konsisten dan dukungan investasi besar.Â
Misalnya, untuk sektor baja dan kimia, perlu ada insentif bagi investor dan kebijakan yang mempermudah akses terhadap teknologi modern.Â
Tanpa perubahan nyata, janji revitalisasi industri ini akan kembali menjadi sekadar wacana.
Langkah yang harus ditempuh juga mencakup peningkatan keterampilan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan industri modern.Â
Kolaborasi dengan institusi pendidikan dan pelatihan harus diperkuat, sehingga para pekerja memiliki keterampilan yang relevan dengan teknologi yang digunakan di industri.Â
Hanya dengan cara ini, sektor manufaktur bisa tumbuh secara berkelanjutan dan memberikan manfaat nyata bagi ekonomi.
Harapan yang Masih Menggantung
Menghidupkan sektor manufaktur butuh kebijakan yang tepat, konsistensi, dan dukungan luas.Â
Prabowo punya target ambisius 8% pertumbuhan ekonomi, tapi akankah janji ini lebih dari sekadar retorika?Â
Deindustrialisasi tetap menjadi ancaman, sementara lapangan kerja semakin terbatas.Â
Apakah langkah-langkah ini akan cukup untuk mencapai status negara maju pada 2045?
Referensi:
- Neraca.co.id. (2024). Kontribusi sektor manufaktur Indonesia di atas rata-rata dunia.
- Tempo.co. (2024). Bidik sektor manufaktur sumbang PDB 2025 20 persen, Menperin: Ekspor produk 78 persen.
- Universitas Padjadjaran. (2021). Menperin sebut industri manufaktur jadi kontributor PDB terbesar di Indonesia.
- Indonesia.go.id. (2023). Industri manufaktur masih jadi motor utama perekonomian.