Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Nasib Revitalisasi Industri Indonesia dari SBY hingga Prabowo

21 Oktober 2024   15:09 Diperbarui: 21 Oktober 2024   15:26 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ditambah lagi, adopsi teknologi modern di sektor ini masih tertinggal, sehingga produktivitas tidak bisa optimal.

Bayangkan industri yang masih menggunakan peralatan tua atau mesin yang tidak efisien. 

Hasil produksinya pasti kalah cepat dan kualitasnya kalah bersaing. 

Ini yang membuat sektor manufaktur tidak bisa berkembang sesuai harapan.

Dampak Deindustrialisasi: Apa yang Terjadi pada Tenaga Kerja?

Ketika sektor manufaktur melemah, banyak pekerja yang kehilangan pekerjaan di sektor formal. 

Akibatnya, banyak yang beralih ke sektor informal yang cenderung tidak memberikan perlindungan yang memadai. 

Menurut data, hal ini membuat tingkat pengangguran sulit untuk turun secara signifikan, bahkan ketika ekonomi tumbuh. 

Pekerjaan di sektor informal mungkin lebih mudah didapat, tapi sering kali tidak stabil dan pendapatannya tidak tetap. 

Dampaknya, kesejahteraan pekerja pun tidak meningkat secara signifikan.

Apakah Prabowo Bisa Membawa Perubahan?

Program Prabowo untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8% terlihat ambisius. 

Ia berencana meningkatkan hilirisasi dan memperkuat industri dasar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun