Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Makassar

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tagar Desperate di LinkedIn, Solusi atau Sinyal Keputusasaan?

10 Oktober 2024   19:05 Diperbarui: 10 Oktober 2024   19:10 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Justru, banyak HR melihatnya sebagai tanda kurangnya kesiapan atau kepercayaan diri, yang bisa merusak peluang kandidat untuk dilirik lebih lanjut.

Dalam dunia kerja yang kompetitif ini, penting untuk menonjol dengan cara yang lebih bijak dan strategis. 

Bagaimana caranya? 

Jawabannya terletak pada penggunaan "umpan" yang tepat.

Keterampilan dan Jejaring: Umpan yang Tepat

Memahami apa yang diinginkan oleh perusahaan adalah langkah pertama dalam memilih umpan yang tepat. 

Menurut Coursera (2024), keterampilan seperti kepemimpinan yang berfokus pada empati, AI, cybersecurity, serta pengelolaan data dan web development menjadi yang paling dicari di tahun ini. 

Ini bukan hanya soal memiliki keterampilan teknis, tetapi juga kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi dan bisnis yang cepat.

Selain keterampilan teknis, jejaring profesional juga memainkan peran penting dalam mempercepat pencarian kerja. 

Artikel Jobscan menunjukkan bahwa jejaring yang kuat memberikan akses ke peluang yang mungkin tidak terlihat oleh orang lain, serta rekomendasi langsung dari orang-orang terpercaya di industri. 

Jejaring bukan hanya tentang seberapa banyak koneksi yang dimiliki, tetapi seberapa kuat hubungan tersebut dan bagaimana mereka bisa membantu membuka pintu-pintu peluang.

Strategi Proaktif: Membangun Umpan yang Lebih Baik

Daripada mengandalkan tagar #Desperate, pencari kerja seharusnya mengadopsi strategi yang lebih proaktif dan terencana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun