Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog sejak 2010

ASN, tinggal di Makassar. Menulis saat ada waktu, yang penting bisa cuan. Ngopi sendiri, inspirasi datang sendiri

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Spotlight Effect: Semua Mata Sebenarnya Tidak Tertuju Padamu

30 September 2024   15:46 Diperbarui: 30 September 2024   16:00 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi spotlight effect (Pexels.com / cottonbro studio)

Pernahkah Anda merasa semua mata tertuju pada Anda saat berjalan memasuki ruangan? Atau merasa malu setengah mati karena melakukan kesalahan kecil di depan umum? Jika ya, Anda tidak sendirian. 

Sebagai manusia, kita memiliki kecenderungan untuk merasa bahwa kita selalu berada dalam sorotan, seolah-olah ada lampu panggung yang terus menyinari kita. 

Fenomena ini dikenal sebagai "spotlight effect" - sebuah ilusi psikologis yang membuat kita melebih-lebihkan seberapa banyak orang lain memperhatikan penampilan dan tingkah laku kita.

Tapi coba kita renungkan sejenak. Apa yang terjadi di dunia nyata seringkali berbeda 180 derajat dari apa yang ada dalam benak kita. 

Riset ilmiah mengatakan kebenaran menarik: nyatanya orang yang ada di dekat kita, tidak terlalu mencermati gerak-gerik kita, kayak yang selalu kita bayangkan. 

Mengapa demikian? Mari kita telusuri lebih dalam.

1. Orang lain lebih fokus pada diri mereka sendiri

Bayangkan Anda sedang berjalan di mall yang ramai di pusat kota Jakarta. Anda mungkin merasa canggung dengan baju baru yang Anda kenakan atau khawatir tentang rambut Anda yang berantakan karena angin. Tapi coba perhatikan orang-orang di sekitar Anda. Apa yang mereka lakukan?

Kebanyakan dari mereka sibuk dengan ponsel mereka, terburu-buru menuju tujuan mereka, atau tenggelam dalam pikiran mereka sendiri. 

Menurut penelitian dari Stanford Graduate School of Business, manusia cenderung menggunakan perhatian mereka sebagai cara adaptif untuk hidup di dunia yang kompleks. 

Dengan kata lain, mereka lebih fokus pada masalah dan kehidupan mereka sendiri daripada memperhatikan orang lain secara detail.

Dr. Lisa Orban, seorang psikolog klinis, menjelaskan bahwa kecemasan sosial sering membuat kita merasa selalu diamati, padahal kenyataannya tidak demikian. Dia menambahkan, "Kebanyakan orang sangat larut dalam urusan serta kekhawatiran mereka sendiri, sehingga adalah langka jika seseorang memiliki waktu ataupun tenaga buat benar-benar mengamati apa yang kita lakukan."

2. Perhatian orang lain itu singkat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun