Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Lainnya - ASN | Narablog sejak 2010

Introvert, Millenial, Suka belajar hal-hal baru secara otodidak.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Bumbu Kacang Sebagai Benang Merah Kuliner Nusantara

9 September 2024   15:26 Diperbarui: 9 September 2024   15:35 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bumbu kacang dalam pecel sayur (Dok. Shutterstock/Adhi Wijaya)

Siapa sangka, sebuah bumbu sederhana berbahan dasar kacang tanah bisa menjadi pengikat identitas kuliner sebuah bangsa? 

Namun itulah yang terjadi dengan bumbu kacang di Indonesia. 

Dari Sabang sampai Merauke, dari warung pinggir jalan hingga restoran mewah, bumbu kacang hadir sebagai pelengkap berbagai hidangan khas Nusantara. 

Sebagai orang Indonesia, kita mungkin tak sadar betapa pentingnya bumbu kacang dalam keseharian kita. 

Kita terlalu terbiasa menikmatinya sehingga kehadirannya seolah tak istimewa lagi. 

Padahal, bumbu kacang adalah salah satu penanda identitas kuliner Indonesia yang unik dan khas. 

Menurut penelitian Andar Nubowo (2021), bumbu kacang berperan penting dalam membangun dan memperkuat identitas nasional Indonesia melalui praktik kuliner bersama. 

Teori identitas sosial yang ini menjelaskan mengapa banyak orang Indonesia merasa makanan "kurang lengkap" tanpa bumbu kacang. 

Bumbu ini telah menjadi simbol identitas bersama yang memperkuat rasa keterikatan kita pada budaya Indonesia. 

Mari kita telusuri sejarahnya sejenak. 

Kacang tanah sendiri sebenarnya bukan tanaman asli Indonesia. 

Kacang tanah diperkenalkan oleh pedagang Portugis dan Spanyol pada abad ke-16 (Kompasiana, 2024). 

Namun, kreativitas dan kearifan lokal para nenek leluhur kita telah berhasil mengolahnya menjadi sebuah bumbu yang khas.. 

Ini menunjukkan bangsa kita mampu memasukkan unsur asing dan menjadikannya sebagai bagian ke dalam budaya sendiri. 

Keunikan bumbu kacang Indonesia terletak pada rasanya yang kompleks. 

Tidak hanya rasa gurih, manis dan kental, bumbu kacang kita menggabungkan berbagai bahan seperti bawang putih, bawang merah, jahe, asam jawa, serai, cabai, dan kecap manis (Kompasiana, 2024). 

Penggabungan inilah yang menciptakan cita rasa yang kaya dan seimbang, berbeda dari saus kacang di negara lain. 

Menariknya lagi, setiap daerah di Indonesia memiliki versi bumbu kacang masing-masing. 

Di Jakarta, bumbu kacang Betawi mengisi gado-gado dan ketoprak dengan perpaduan rasa manis, gurih, dan sedikit pedas. 

Di luar Jakarta, pecel dan lotek menonjolkan kelezatan bumbu kacang dengan tambahan kemiri dan cabai rawit yang lebih pedas (Kompasiana, 2024). 

Sementara di kampung saya, bumbu kacang adalah salah satu bumbu utama dalam Coto Makassar.

Keragaman inilah yang memperkaya identitas berbagai masakan nasional kita. 

Bumbu kacang juga membuktikan diri sebagai bumbu yang luwes. 

Ia bisa menjadi pelengkap hidangan tradisional seperti sate, gado-gado, dan ketoprak, namun juga bisa dikreasikan dalam hidangan fusion modern, seperti salad sayur ala Amerika dengan dressing bumbu kacang (Liputan6, 2024). 

Fleksibilitas ini memungkinkan bumbu kacang untuk terus relevan dalam perkembangan kuliner Indonesia. 

Dari segi kesehatan, bumbu kacang ternyata menyimpan sejumlah manfaat. 

Kacang tanah yang menjadi bahan dasarnya kaya akan lemak tak jenuh yang baik untuk kesehatan jantung. 

Bahkan, mengonsumsi kacang tanah secara teratur dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke (Yoona, 2024). 

Tentu saja, seperti hal baik lainnya, konsumsi bumbu kacang tetap harus dalam jumlah yang wajar. 

Namun, di balik kelezatan dan manfaatnya, bumbu kacang juga menghadirkan dilema. 

Tingginya kandungan lemak dan kalori dalam bumbu ini bisa menjadi masalah bagi mereka yang sedang menjaga berat badan atau memiliki kondisi kesehatan tertentu. 

Setiap 16 gram bumbu kacang mengandung 41 kalori (Yoona, 2024). 

Ini menjadi pengingat agar kita tetap bijak dalam menikmati kelezatan kuliner warisan leluhur ini. 

Terlepas dari pro dan kontranya, tidak bisa dipungkiri bahwa bumbu kacang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kuliner Indonesia. 

Ia bukan sekadar bumbu, melainkan cerminan kreativitas, keluwesan, dan kekayaan budaya bangsa kita. 

Melalui bumbu kacang, kita bisa melihat bagaimana sebuah bumbu sederhana mampu menjadi pengikat identitas yang kuat. 

Jadi, ketika sedang menikmati sepiring gado-gado atau sate dengan limpahan bumbu kacang, ingatlah bahwa Anda sedang menikmati lebih dari sekadar makanan. 

Anda sedang merasakan identitas kuliner negara kita yang unik dan kaya. 

Referensi:
[1] Nubowo, A. (2021). Food as an Identity Marker: Indonesian Cuisine and the Construction of National Identity. https:  //journal.  unair.  ac.  id/download-fullpapers-jgs97a0a2a98full.  pdf

[2] Yoona. (n.d.). Catat! Ini Kalori Bumbu Kacang dan Ragam Manfaatnya. https:  //yoona.  id/blog/catat-ini-kalori-bumbu-kacang-dan-ragam-manfaatnya/

[3] Liputan6. (n.d.). Ragam Kuliner Indonesia Lezat Dalam Olahan Bumbu Kacang. https:  //www.  liputan6.  com/regional/read/5539201/ragam-kuliner-indonesia-lezat-dalam-olahan-bumbu-kacang

[4] Wikipedia. (n.d.). Hidangan Indonesia. https:  //id.  wikipedia.  org/wiki/Hidangan_Indonesia

[5] Liputan6. (n.d.). Resep Mudah Membuat Bumbu Kacang Kunci Kelezatan Kuliner Indonesia. https:  //www.  liputan6.  com/regional/read/5319848/resep-mudah-membuat-bumbu-kacang-kunci-kelezatan-kuliner-indonesia

[6] Kompasiana. (n.d.). Cita Rasa Bumbu Kacang, Eksplorasi Kekayaan Kuliner Nusantara. https:  //www.  kompasiana.  com/dhe_icha/66dc2680c925c41bdd595c92/cita-rasa-bumbu-kacang-eksplorasi-kekayaan-kuliner-nusantara

[7] Pergikuliner. (n.d.). 5 Kuliner Khas Surabaya yang Terbuat dari Bumbu Kacang. https:  //pergikuliner.  com/blog/5-kuliner-khas-surabaya-yang-terbuat-dari-bumbu-kacang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun