Namun, ini bukan berarti media sosial sepenuhnya buruk. Media sosial juga dapat digunakan sebagai alat untuk edukasi, membangun komunitas positif, dan memberikan dukungan sosial.
Sayangnya, risiko negatif yang ditimbulkan sering kali lebih menonjol, terutama di kalangan remaja yang sedang dalam fase pencarian jati diri dan sangat dipengaruhi oleh opini orang lain.
-Â
Pemahaman mengenai pengaruh media sosial terhadap negativity bias di kalangan remaja sangat penting karena remaja adalah kelompok usia yang sangat mudah dipengaruhi.
Masa remaja adalah periode kritis dalam perkembangan psikologis, di mana mereka membentuk identitas dan pandangan hidup mereka.
Jika bias negatif ini terus-menerus diperkuat oleh paparan konten negatif di media sosial, maka hal ini dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan mental mereka.
Studi dari Jakarta Globe (2023) menunjukkan bahwa konten negatif di media sosial tidak hanya mempengaruhi persepsi pribadi remaja tetapi juga perilaku sosial mereka, termasuk peningkatan intoleransi dan perilaku agresif.
Ini menjadi alarm bagi orang tua, pendidik, dan pembuat kebijakan untuk lebih memperhatikan apa yang dikonsumsi oleh remaja di dunia maya.
—
Di sinilah kita harus berhenti sejenak dan merenung: Mengapa kita membiarkan algoritma, yang didesain untuk memaksimalkan profit, mendikte apa yang dilihat dan diingat oleh generasi muda kita?
Mungkin, dalam obsesi kita terhadap konektivitas dan akses tanpa batas, kita lupa bahwa tidak semua informasi diciptakan sama.