"Masih" jawab Cia
 "Kenapa sih masih mikirin dia cowok banyak kali nggak dia aja"
 "Gue sempat mikir gitu, milyaran cowok di Indonesia kenapa harus dia? Kenapa nggak yang lain aja"yang lainnya katakan itu memang benar kenapa harus Ier? Padahal banyak yang lain.
 "Mau gue bantuin nggak ??" tanya Raina
 "Mending gak usah deh,gua yang rasanya udah keliling dunia aja nggak ketemu apalagi lo"
 "Kalau udah keliling dunia udah ketemu kali" Raina tertawa sambil memukul-mukul dengan Cia. Cia hanya mendengkus kesal saat melihat Raina.
 "Udahlah gue mau ke WC dulu mau cuci muka sambil ber khayalan sebentar". Cia berdiri dari tempat duduknya untuk pergi ke kamar mandi. Dan meninggalkan Reina yang masih tertawa seperti orang kesurupan.
Manusia memang sangat sering berkhayal termasuk Cia, dia selalu berkhayal supaya bisa dipertemukan dengan Ier tetapi khayalan itu tidak pernah terjadi. Namun, Cia tidak pernah berhenti untuk berkhayal tentang Ier. Cia percaya bahwa suatu saat nanti dia akan bertemu dengan Ier. Tempat jasa dari baru pulang telah berbunyi, siap bergegas menuju kelas untuk mengambil tasnya lalu menuju parkiran. Di tengah perjalanan sekilas Cia melihat Fabbier di sebuah toko bunga, saat Cia ingin berbelok hal yang tidak diduga pun terjadi.
 BRAAK...
"Akh" ringis Cia a sambil memegang lututnya yang berdarah ditambah ngilu di seluruh badan, ingin rasanya Cia menangis tetapi dia malu untuk menangis apalagi dia tidak mengenal pemuda di depannya ini.
"Eh lu nggak apa-apa??" Tanya pemuda di depannya