Mohon tunggu...
Wildan Toyib
Wildan Toyib Mohon Tunggu... Konsultan - Akademisi

Konsultan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

3 Cara Bisnis Dapat Meningkatkan Keamanan Siber dengan Penggunaan Biometrik

4 Oktober 2023   22:53 Diperbarui: 5 Oktober 2023   17:57 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan menggunakan teknologi biometrik, organisasi dapat mengidentifikasi individu berdasarkan karakteristik unik seperti sidik jari, wajah, atau iris mata. Hal ini memastikan bahwa hanya orang yang sah yang memiliki akses ke data sensitif tersebut. Selain itu, teknologi biometrik juga memberikan tingkat keamanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode autentikasi tradisional seperti kata sandi atau PIN.

Salah satu cara organisasi menggunakan teknologi biometrik adalah dengan mengimplementasikan sistem pengenalan sidik jari untuk mengamankan akses ke area terbatas. Selain itu, teknologi biometrik juga digunakan dalam proses identifikasi wajah untuk memverifikasi keaslian individu saat melakukan transaksi online atau masuk ke dalam sistem yang sensitif.

Teknologi biometrik telah digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk pengenalan wajah, sidik jari, dan pemindaian iris mata. Dengan menggunakan metode ini, sistem dapat dengan akurat mengidentifikasi individu secara cepat dan efisien, memberikan tingkat keamanan yang lebih tinggi dalam berbagai konteks seperti keamanan perbankan, akses fisik, dan manajemen identitas.

Penerapan biometrik dalam keamanan ciber dapat melibatkan penggunaan sidik jari, pemindaian retina, atau pengenalan wajah untuk memverifikasi identitas pengguna. Metode ini lebih sulit untuk dipalsukan dibandingkan dengan kata sandi atau token akses tradisional, karena karakteristik fisik atau perilaku individu sulit untuk ditiru atau dicuri.

Selain itu, biometrik juga dapat digunakan untuk melacak aktivitas pengguna dan mendeteksi potensi ancaman keamanan, seperti upaya pencurian identitas atau serangan peretasan. Dengan menggunakan biometrik, tingkat keamanan sistem dapat ditingkatkan secara signifikan dan risiko penyalahgunaan akses dapat dikurangi.

Salah satu cara adalah dengan mengimplementasikan pengenalan wajah atau sidik jari sebagai metode autentikasi. Dengan menggunakan teknologi ini, bisnis dapat memastikan bahwa hanya individu yang sah yang memiliki akses ke data dan sistem mereka. Selain itu, penggunaan biometrik juga dapat membantu dalam melacak dan mencegah adanya aktivitas yang mencurigakan atau tidak sah dalam jaringan bisnis seperti:

  1. Memanfaatkan Otentikasi Multi-faktor (Multi-Factor Authentication-MFA)

Metode otentikasi MFA biasanya melibatkan kombinasi dari faktor-faktor seperti kata sandi, sidik jari, pemindaian retina, atau pengenalan wajah. Dengan menggunakan MFA, tingkat keamanan sistem atau informasi dapat ditingkatkan secara signifikan karena serangan siber yang hanya mengandalkan satu faktor otentikasi akan sulit untuk berhasil.

Ada beberapa jenis faktor yang dapat digunakan untuk otentikasi: 

  • Faktor pengetahuan: Ini adalah hal-hal yang diketahui pengguna, seperti kata sandi atau nomor identifikasi pribadi (PIN);

  • Faktor kepemilikan: Ini adalah hal-hal yang dimiliki pengguna, seperti token keamanan atau telepon yang menerima kode sandi satu kali;

  • Faktor bawaan: Ini adalah hal-hal yang unik bagi pengguna, seperti sidik jari, pengenalan wajah, atau pengenalan suara.

MFA dapat diimplementasikan dengan berbagai cara. Salah satu contoh umum adalah penggunaan kata sandi dan token keamanan. Pengguna pertama-tama akan memasukkan kata sandi dan kemudian memasukkan kode sandi satu kali yang dihasilkan oleh token keamanan. Contoh lainnya adalah penggunaan kata sandi bersamaan dengan pengenalan wajah atau pemindaian sidik jari.

MFA dapat memberikan tingkat keamanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan otentikasi satu faktor, seperti kata sandi saja, karena akan mempersulit penyerang untuk mendapatkan akses ke sistem atau informasi. Bahkan jika penyerang dapat menebak atau mencuri kata sandi, mereka masih memerlukan akses ke bentuk verifikasi lain untuk mendapatkan akses.

Penting untuk diingat bahwa MFA juga dapat diterapkan melalui aplikasi seluler, menggunakan aplikasi autentikasi, seperti Google Authenticator atau Microsoft Authenticator. Mereka dapat digunakan untuk menghasilkan kata sandi satu kali berbasis waktu (TOTP) yang digabungkan dengan kata sandi untuk menyelesaikan faktor kedua dari proses otentikasi multi-faktor.

Penting juga untuk menyatakan bahwa meskipun MFA meningkatkan keamanan, hal ini juga menambah kompleksitas, jadi penting untuk memilih keseimbangan antara keamanan dan pengalaman pengguna. Ingatlah bahwa sistem MFA dapat dilewati, jadi penting untuk menerapkan langkah-langkah keamanan untuk mendeteksi dan merespons aktivitas mencurigakan.

Selain itu, bisnis juga dapat menggunakan teknologi keamanan yang canggih, seperti enkripsi data dan firewall yang kuat, untuk melindungi sistem mereka dari serangan. Dengan menggabungkan berbagai lapisan keamanan ini, bisnis dapat meningkatkan tingkat keamanan mereka dan mengurangi risiko terhadap serangan cyber.

  1. Menggunakan Biometrik Perilaku 

aidancs.id
aidancs.id

Biometrik perilaku mengacu pada identifikasi individu berdasarkan pola perilaku unik mereka. Pola ini dapat mencakup hal-hal seperti cara seseorang mengetik di keyboard, cara mereka menggerakkan mouse, atau cara mereka memegang ponsel. Dengan menganalisis pola perilaku ini, dimungkinkan untuk membuat profil unik setiap individu, yang dapat digunakan untuk mengotentikasi identitas mereka.

Salah satu cara biometrik perilaku dapat digunakan dalam keamanan siber adalah melalui autentikasi berkelanjutan, yang melibatkan pemantauan perilaku pengguna secara real-time untuk mendeteksi anomali apa pun yang mungkin mengindikasikan adanya upaya penyusupan. Misalnya, jika ritme mengetik pengguna tiba-tiba berubah atau gerakan mouse mereka menjadi tidak menentu, hal ini dapat mengindikasikan bahwa seseorang mencoba mendapatkan akses tidak sah ke akun mereka.

Cara lain penggunaan biometrik perilaku adalah dengan membuat “sidik jari” unik untuk setiap pengguna berdasarkan pola perilaku mereka. Sidik jari ini dapat digunakan untuk mengautentikasi identitas pengguna ketika mereka mencoba mengakses suatu sistem atau informasi. Cara ini berguna untuk layanan online seperti perbankan atau e-commerce yang tidak bisa menggunakan biometrik lain seperti sidik jari atau pengenalan wajah.

Beberapa contoh biometrik perilaku yang dapat digunakan untuk autentikasi antara lain:

  • Dinamika penekanan tombol: Menganalisis waktu dan ritme penekanan tombol pengguna untuk membuat profil unik;

  • Dinamika mouse: Menganalisis gerakan mouse pengguna, termasuk hal-hal seperti kecepatan mengklik, tekanan, dan pola gerakan;

  • Sidik jari perangkat: Menganalisis karakteristik perangkat dan jaringan pengguna, seperti alamat IP, versi browser, dan resolusi layar untuk mengidentifikasi tanda tangan unik;

  • Pengenalan Ucapan:: Menganalisis fitur ucapan seperti nada, ritme, kecepatan berbicara, dan pilihan kata untuk membuat profil unik.

Biometrik perilaku dapat memberikan tingkat keamanan yang tinggi, karena sulit bagi penyerang untuk meniru pola perilaku pengguna yang berwenang. Selain itu, hal ini memungkinkan sistem untuk terus memantau perilaku pengguna, sehingga aktivitas mencurigakan apa pun dapat dideteksi dan ditanggapi secara real-time.

Namun, penting juga untuk dicatat bahwa biometrik perilaku masih merupakan bidang penelitian yang relatif baru dan penerapannya dapat menimbulkan beberapa kekhawatiran. Ini termasuk privasi, akurasi, dan bias. Teknologi tersebut harus transparan, berpusat pada pengguna, dan memiliki prosedur yang tepat untuk pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan data.

Dengan menganalisis perilaku pengguna, seperti cara mereka mengetik atau menggunakan mouse, bisnis dapat mendeteksi anomali yang mungkin mengindikasikan adanya upaya intrusi. Biometrik perilaku dapat memberikan tingkat keamanan yang tinggi, karena sulit bagi penyerang untuk meniru pola perilaku tersebut. dari pengguna yang berwenang. Selain itu, hal ini memungkinkan sistem untuk terus memantau perilaku pengguna, sehingga aktivitas mencurigakan apa pun dapat dideteksi dan ditanggapi secara real-time.

Namun, penting juga untuk dicatat bahwa biometrik perilaku masih merupakan bidang penelitian yang relatif baru dan penerapannya dapat menimbulkan beberapa kekhawatiran. Ini termasuk privasi, akurasi, dan bias. Teknologi tersebut harus transparan, berpusat pada pengguna, dan memiliki prosedur yang tepat untuk pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan data.

Dengan menganalisis perilaku pengguna, seperti cara mereka mengetik atau menggunakan mouse, bisnis dapat mendeteksi anomali yang mungkin mengindikasikan adanya upaya penyusupan.

  1. Menerapkan Sistem Keamanan Biometrik

aidancs.id
aidancs.id

Sistem keamanan biometrik adalah sistem yang menggunakan biometrik untuk mengautentikasi identitas pengguna sebelum memberikan akses ke bangunan fisik, perangkat, atau area sensitif. Sistem ini dapat digunakan untuk mengontrol akses ke berbagai daerah berbeda, termasuk gedung perkantoran, pusat data, dan fasilitas aman.

Ada beberapa jenis sistem keamanan biometrik, termasuk:

  • Pemindai sidik jari: Teknologi ini menggunakan sidik jari unik seseorang untuk mengautentikasi identitasnya;

  • Sistem pengenalan wajah: Teknologi ini menggunakan fitur wajah unik seseorang untuk mengautentikasi identitasnya;

  • Sistem pengenalan iris mata: Teknologi ini menggunakan pola iris mata unik seseorang untuk mengautentikasi identitasnya;

  • Sistem geometri tangan: Teknologi ini menggunakan bentuk tangan seseorang untuk mengautentikasi identitasnya;

  • Sistem pengenalan suara: Teknologi ini menggunakan cetakan suara unik seseorang untuk mengautentikasi identitasnya.

Tujuan dari sistem ini adalah untuk mempersulit individu yang tidak berwenang untuk mendapatkan akses ke bangunan fisik, perangkat, atau area sensitif dengan memerlukan karakteristik fisik unik untuk otentikasi.

Sistem keamanan biometrik dapat memberikan tingkat keamanan yang tinggi, karena sulit bagi penyerang untuk meniru karakteristik fisik unik dari pengguna yang berwenang. Selain itu, karena data biometrik tidak mudah hilang, dicuri, atau dilupakan seperti kata sandi atau kartu, hal ini mengurangi risiko akses tidak sah.

Di sisi lain, penting juga untuk dicatat bahwa sistem ini dapat menimbulkan kekhawatiran mengenai privasi, keamanan, dan bias.

Sistem ini harus diterapkan secara transparan dan berpusat pada pengguna, serta adanya prosedur yang tepat untuk pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan data. Penting juga bahwa sistem ini terintegrasi dengan langkah-langkah keamanan lainnya seperti sistem deteksi intrusi, kamera, dan mekanisme kontrol akses lainnya.

Bisnis dapat menggunakan sistem keamanan biometrik, seperti pemindai sidik jari atau perangkat lunak pengenalan wajah, untuk mengontrol akses ke bangunan atau perangkat fisik.

Kesimpulan

Sistem pengelolaan kata sandi berbasis biometrik harus diterapkan secara transparan dan berpusat pada pengguna, serta adanya prosedur yang tepat untuk pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan data. Selain itu, sistem ini harus terintegrasi dengan langkah-langkah keamanan lainnya seperti sistem deteksi intrusi, kamera, dan mekanisme kontrol akses lainnya untuk menyediakan sistem keamanan yang kuat secara keseluruhan.

Kini semakin penting bagi bisnis untuk memanfaatkan biometrik karena serangan dunia maya menjadi lebih canggih dan lebih sering terjadi. Kata sandi dapat dengan mudah ditebak atau dicuri, dan dengan semakin banyaknya perangkat dan layanan yang memerlukan autentikasi, semakin sulit bagi pengguna untuk mengingat kata sandi yang unik dan aman untuk masing-masing perangkat. Biometrik menawarkan cara yang lebih aman dan nyaman untuk mengautentikasi pengguna dan melindungi informasi sensitif.

Meskipun biometrik adalah metode keamanan yang lebih kuat, namun hal ini tidak mudah dilakukan, karena data biometrik juga dapat disusupi. Penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa data biometrik disimpan dengan aman dan karyawan menyadari pentingnya melindungi data biometrik mereka. [WT - a CEO and Academics]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun