Cara lain penggunaan biometrik perilaku adalah dengan membuat “sidik jari” unik untuk setiap pengguna berdasarkan pola perilaku mereka. Sidik jari ini dapat digunakan untuk mengautentikasi identitas pengguna ketika mereka mencoba mengakses suatu sistem atau informasi. Cara ini berguna untuk layanan online seperti perbankan atau e-commerce yang tidak bisa menggunakan biometrik lain seperti sidik jari atau pengenalan wajah.
Beberapa contoh biometrik perilaku yang dapat digunakan untuk autentikasi antara lain:
Dinamika penekanan tombol: Menganalisis waktu dan ritme penekanan tombol pengguna untuk membuat profil unik;
-
Dinamika mouse: Menganalisis gerakan mouse pengguna, termasuk hal-hal seperti kecepatan mengklik, tekanan, dan pola gerakan;
Sidik jari perangkat: Menganalisis karakteristik perangkat dan jaringan pengguna, seperti alamat IP, versi browser, dan resolusi layar untuk mengidentifikasi tanda tangan unik;
Pengenalan Ucapan:: Menganalisis fitur ucapan seperti nada, ritme, kecepatan berbicara, dan pilihan kata untuk membuat profil unik.
Biometrik perilaku dapat memberikan tingkat keamanan yang tinggi, karena sulit bagi penyerang untuk meniru pola perilaku pengguna yang berwenang. Selain itu, hal ini memungkinkan sistem untuk terus memantau perilaku pengguna, sehingga aktivitas mencurigakan apa pun dapat dideteksi dan ditanggapi secara real-time.
Namun, penting juga untuk dicatat bahwa biometrik perilaku masih merupakan bidang penelitian yang relatif baru dan penerapannya dapat menimbulkan beberapa kekhawatiran. Ini termasuk privasi, akurasi, dan bias. Teknologi tersebut harus transparan, berpusat pada pengguna, dan memiliki prosedur yang tepat untuk pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan data.
Dengan menganalisis perilaku pengguna, seperti cara mereka mengetik atau menggunakan mouse, bisnis dapat mendeteksi anomali yang mungkin mengindikasikan adanya upaya intrusi. Biometrik perilaku dapat memberikan tingkat keamanan yang tinggi, karena sulit bagi penyerang untuk meniru pola perilaku tersebut. dari pengguna yang berwenang. Selain itu, hal ini memungkinkan sistem untuk terus memantau perilaku pengguna, sehingga aktivitas mencurigakan apa pun dapat dideteksi dan ditanggapi secara real-time.
Namun, penting juga untuk dicatat bahwa biometrik perilaku masih merupakan bidang penelitian yang relatif baru dan penerapannya dapat menimbulkan beberapa kekhawatiran. Ini termasuk privasi, akurasi, dan bias. Teknologi tersebut harus transparan, berpusat pada pengguna, dan memiliki prosedur yang tepat untuk pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan data.
Dengan menganalisis perilaku pengguna, seperti cara mereka mengetik atau menggunakan mouse, bisnis dapat mendeteksi anomali yang mungkin mengindikasikan adanya upaya penyusupan.