Mohon tunggu...
Aidah
Aidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknologi Pangan Untirta

Seorang penulis yang tertarik dengan isu-isu sosial, budaya, dan lingkungan. Memiliki minat besar terhadap kuliner tradisional dan kekayaan pangan lokal, khususnya potensi bahan makanan alternatif seperti umbi-umbian. Selain menulis, saya juga gemar berbagi pengetahuan melalui berbagai platform, menginspirasi pembaca untuk lebih menghargai keragaman dan warisan budaya Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Siapa Sangka? Uwi Mungil Punya Kekuatan Super! Sumber Serat dan Energi, Ungkap Potensi Gelatinisasi Pati

21 September 2024   15:59 Diperbarui: 21 September 2024   16:02 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : jogjabenih.jogjaprov.go.id

Penelitian yang dilakukan oleh Wanasundera dan Ravindran (1994), sebagaimana dikutip dalam buku Tolangara (2020), menunjukkan bahwa uwi mengandung rata-rata 7,4% protein kasar, 75,6–84,3% pati, vitamin C sebanyak 13–24,7 mg/100g pada berat segar, dan oksalat sebesar 58,6–198 mg/100g pada berat kering. Hasil penelitian terhadap 16 aksesi uwi yang menunjukkan kisaran kandungan protein kasar (4,3–8,7%), abu (2,9–4,1%), gula (3,6–11,0%), pati (60,3–74,4%), dan serat pangan total (4,1–11,0%) pada basis berat kering. Mineral yang terkandung dalam uwi per mg per kg berat kering meliputi P (878–1900), Ca (260–410), Mg (390–580), K (10,5–20,1), Na (84–131), Mn (4,8–22,1), Cu (12,3–15,7), dan Zn (10,1–14,1).

sumber : French (2006)
sumber : French (2006)

Manfaat Lain dari Uwi

Dikutip dari Richana (2024), Uwi (Dioscorea alata) memiliki kualitas rasa yang lebih baik dibandingkan dengan spesies lain dari genus Dioscorea yang sudah dikenal. Di Indonesia, pemanfaatan uwi masih terbatas pada makanan tradisional seperti dikukus, digoreng, dibakar, atau dibuat keripik, meskipun uwi sebenarnya dapat diolah menjadi tepung. Tepung uwi memiliki keunggulan, antara lain mudah disimpan, volume yang lebih kecil, mudah dalam transportasi, dan lebih fleksibel untuk digunakan dalam berbagai produk pangan. Tepung uwi dapat diolah menjadi beragam produk makanan seperti mi, kue kering, cake, bolu kukus, dan berbagai jajanan tradisional lainnya. Di Filipina, uwi ungu populer untuk dijadikan haleyang ube (selai), cake, es krim (halo-halo), dan berbagai kue tradisional lainnya. Di Afrika Barat, tepung uwi sering diolah menjadi amala, makanan khas yang berbentuk seperti bubur atau pasta. Tepung uwi ungu juga dapat digunakan untuk membuat edible paper, yang bisa menjadi alternatif pengganti tepung beras dalam pembuatan rice paper atau kulit lumpia basah.

Cara Mengolah Uwi

Uwi dapat diolah menjadi berbagai macam hidangan, mulai dari yang sederhana seperti bubur uwi hingga yang lebih kompleks seperti kue atau puding. Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari uwi, sebaiknya kukus atau rebus uwi hingga matang. Hindari menggoreng uwi karena dapat mengurangi kandungan nutrisinya. Proses gelatinisasi pada bubur uwi sangat penting untuk memaksimalkan penyerapan nutrisi. Ketika pati uwi dipanaskan dengan air, pati akan mengembang dan membentuk gel. Proses ini membuat nutrisi dalam uwi lebih mudah diserap oleh tubuh.

Proses Gelatinisasi Pati Uwi

Gelatinisasi adalah proses di mana pati (dalam hal ini, pati dari umbi uwi) menyerap air dan pecah ikatan molekulnya ketika dipanaskan dalam air. Proses ini menyebabkan pati membentuk gel yang kental dan lengket. Bayangkan ketika Anda memasak bubur beras, butiran beras akan pecah dan melepas pati yang kemudian membentuk bubur yang kental. Proses yang sama terjadi pada pati uwi saat dipanaskan. Hal ini diperkuat oleh Tamba (2023), Suhu awal gelatinisasi (To) dan suhu gelatinisasi (Tp) meningkat seiring dengan bertambahnya ukuran granula pati. Granula yang lebih besar memerlukan suhu yang lebih tinggi untuk memulai dan menyelesaikan proses gelatinisasi. Pada umumnya, pati uwi ungu memiliki suhu gelatinisasi yang lebih rendah dibandingkan dengan varietas lainnya, berkat kandungan amilosa yang tinggi.

Referensi

Widyawati, A. T. (2017). Prospek Budidaya Uwi sebagai Pangan Fungsional Mendukung Diversifikasi Pangan. In Prosiding Seminar Nasional ke-1 (pp. 132-141).

French, B.R. (2006). Food plants of Papua New Guinea. A compendium. Revised edition.Privately published as an electronic book in pdf format. 38 West St., Burnie. Tasmania 7320. Australia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun