Â
"Itu lebih terhormat, Mbung! Karena aku sedang tidak mencintainya."
Â
"Aku mual bersama kamu terus. Aku mau tidur!"
Â
"Peluk mimpimu, Bujang lapuk. Peluk Lalang sekalian!"
Â
Lumbung melangkah meninggalkan Aven sendirian di loteng. Diskusi itu berakhir sudah. Aven masih diam. Matanya tidak berhenti mengamati langkah Lumbung.
Â
Semua menjadi gelap. Jejak-jejak langkah Lumbung sudah benar-benar sirna.Â
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!