"Tapi sayangnya itu cuma berandai-andai saja!"
"Tuh, kan! Membela agama yang kamu imani sejak lahir saja tidak bisa. Hm. Makanya, kamu tidak perlu bertanya kapan aku menyembah Tuhan dengan baju agama!"
"Apa itu yang membuatmu tidak beragama?"
"Tapi aku bertuhan. Yang terpenting bukan masalah itu!"
"Lalu apa?"
"Sekali lagi, agama itu bukan parade tanya jawab. Agama itu bukan materi untuk perdebatan. Agama itu eksklusiv. Hamba dan Tuhan. Itu saja, kok!"
"Lalu kenapa ada kebenaran dalam agama?"
"Pertanyaan bagus! Mulai besok, kamu harus membuang pecimu yang lebih mirip bandana itu, yah. Kamu nggak bakat jadi Pak Ustaz. Ngerti?"
"Kamu mau menghindar atau mau menyerah dengan permainan otakmu?"
"Tiap agama pasti punya standar kebenaran masing-masing. Tiap pemeluknya wajib mempercayai itu. Silakan kamu menganggap agama lain itu salah, tapi jangan diteriakkan dengan semena-mena. Toleransi harus tetap dibangun. Agamamu bikin ribet, yah?"
"Sudah. Percuma aku membahas tentang agama. Kamu sendiri saja tidak punya agama!"