Mohon tunggu...
Mustofa Ludfi
Mustofa Ludfi Mohon Tunggu... Lainnya - Kuli Tinta

Bapak-bapak Beranak Satu :)

Selanjutnya

Tutup

Roman

Siluet-Buku I (Tuhan Maha Pemberi Kejutan)-6

29 Agustus 2024   10:54 Diperbarui: 31 Agustus 2024   13:08 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri: Perempuan dalam Kata

"Bunda sangat takut jika terjadi sesuatu dengannya. Ia ada di mana sekarang, huft." Suara Lalang kini terdengar halus. Beberapa bulir air mata menetes di wajahnya. Aven terseret dalam situasi itu. Ia mencoba menetralkan keadaan. Aven ingin menghiburnya. Biar semua baik-baik saja. Tidak kecemasan. Tidak ada kesedihan. 

"Tuhan punya rahasia untuknya. Ia pasti menjaga Cemara."

"Aku juga berharap begitu. Aku tidak bisa bohong. Aku sangat rindu dengannya, meski kami tidak pernah sefrekuensi."

"Cemara akan baik-baik saja. Yakin sekali!" 

Dorongan untuk bertanya lebih dalam tentang Cemara terus muncul dari hati Aven. Menggelinding tanpa bisa ditahan. Tapi bibirnya terlanjur kelu. Raut wajah Lalang yang lelah membuatnya mengurungkan niat. Suasana kembali bening lalu hening. Hanya suara bising bus yang terdengar.

Ada jeda tercipta lagi. Aven tenggelam lagi dalam dimensi yang tidak mungkin dipahami oleh siapa pun kecuali dirinya sendiri. Tapi itu bukan tentang Kun. Dimensi itu membincangkan satu nama yang baru saja datang. Ia adalah Cemara. Puzzle yang lain lagi. Bukan Mirna yang sinting. Gila. Nekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun