Aven terkekeh. Menertawai kelakarnya sendiri. Liurnya muncrat. Menghantam punggung kursi depannya. Lamunan itu musnah. Lenyap tak tersisa. Tatapan perempuan itu mengancam sekali. Aven menjadi membeku, membatu. Ribuan sarafnya konslet. Tolong aku. Tolong lepaskan aku! Perempuan di sebelahnya Kembali diam. Menarik lagi ancamannya. Namun Aven, terlanjur terkurung rapat di dalam bola matanya. Tidak mungkin kabur. Sebab kebahagiaan itu ada di sana. Kelak. Semua. Semesta akan menjawabnya. Pasti.
Situasi mendadak berubah. Ia bersuara.
“Mas mau pergi ke mana?” tanyanya pelan. Merdu. Burung-burung mengepakkan sayap. Dan yang lain bercericit. Kalimat itu sampai pada mereka. Merdu. Merdu sekali.
“Jawa Tengah,” jawab Aven pendek. Ia gerogi. Mirna cantik. Ia cantik. Tapi denyut jantungnya berbeda. Barangkali itu cinta. Bullshit. Bohong besar.
“Oh. Jawa Tengah. Aku ke Jogja. Apa dari Jombang bisa membeli tiket kereta ke Jogja?” tanyanya lagi.
“Bisa. Ada stasiun kereta besar di Jombang. Naik saja dari sana. Ini kebetulan atau disengajakan, kayak di film-film.”